Menlu Palestina Umumkan Rencana Rangkaian Kunjungan Luar Negerinya, Israel Geram

Menteri Luar Negeri Mahmoud al-Zahar, Selasa (4/4) mengumumkan rencananya untuk berkunjung ke Cina dan sejumlah negara-negara Asia dalam beberapa hari ke depan. Pengumuman ini merupakan tamparan bagi Israel dan AS yang belakangan ini gencar berkampanye ke seluruh dunia untuk mengisolasi pemerintahan Hamas di Palestina.

"Kami akan berkunjung ke negara-negara Asia Timur, dan Cina akan menjadi negara pertama yang akain kami kunjungi di wilayah itu," kata Zahar dalam keterangan pers bersama dengan Yang Wei Guo, perwakilan negara China untuk otoritas Palestina.

"Saya sudah membicarakannya dengan duta besar dan mereka siap untuk menerima delegasi Palestina kapan saja," sambung al-Zahar.

Ia menyatakan, kunjungan kemungkinan akan dilakukan pada akhir Mei mendatang selama tur ke wilayah Asia sekaligus menghadiri sebuah konferensi internasional. Al-Zahar tidak merinci lebih jauh tentang rencana kunjungannya itu. Sejak resmi menjabat sebagai menteri luar negeri, kunjungan pertama Al-Zahar ke luar negeri adalah negara-negara Arab, dimulai dari negara Mesir dalam beberapa hari ini.

Pemerintahan baru Palestina yang dipimpin Hamas, juga sudah menerima undangan resmi dari Afrika Selatan dan Malaysia. Namun belum dijadwalkan kapan kunjungan ke kedua negara itu akan dilakukan.

Seperti diketahui, pemerintahan Hamas mendapat tekanan kuat dari negara-negara Barat. Beberapa jam setelah pengambilan sumpah jajaran pemerintahan Hamas pada tanggal 29 Maret kemarin, AS langsung memerintahkan diplomat dan para kontraktornya untuk memutus kontak dengan menteri-menteri baru Palestina. Sementara Kanada memutuskan untuk menghentikan bantuan dan kontaknya dengan otoritas Palestina.

Perwakilan negara Cina untuk Palestina Yang Wei Guo mengatakan bahwa negaranya tetap akan memberikan dukungan pada masalah-masalah yang dihadapi rakyat Palestina.

"Kami sudah menjelaskan posisi Cina yang mendukung rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan kembali hak-hak mereka dan mendapatkan kembali tanah mereka yang dijajah," kata Guo.

Meski menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, Cina sejak lama mendukung keinginan rakyat Palestina untuk menjadi negara yang merdeka.

Pengumuman Al-Zahar yang akan berkunjung ke Cina, langsung memicu kecaman Israel. Juru bicara Menteri Luar Negeri Israel, Mark Regev berargumen bahwa dunia internasional harus mengisolasi pemerintahan baru Palestina yang dipimpin Hamas.

"Kami akan sangat prihatin atas pengakuan dan legitimasi terhadap Hamas, yang akan memberikan pesan yang salah dan bisa mengikis setiap kesempatan yang ada bagi Hamas untuk mengubah posisinya dan melakukan pembaharuan," kata Regev.

Di sisi lain, PM Palestina Ismail Haniyah menyatakan bahwa pemerintahannya bukan tidak mungkin menjalin hubungan damai dengan Israel, asalkan Israel mau mundur ke perbatasan sesuai kesepakatan tahun 1967 dan mengakui hak-hak rakyat Palestina.

"Kami tidak punya rasa permusuhan terhadap bangsa Yahudi. Kami tidak punya keinginan untuk melempar mereka ke laut. Apa yang kami inginkan adalah kembalikan wilayah kami, dan jangan melukai siapapun," kata Haniyah pada surat kabar Washington Post, edisi Minggu 26 Februari 2006. (ln/iol)