Laporan Goldstone tentang kejahatan perang Israel di Jalur Gaza membuat banyak Yahudi Zionis frustasi, karena dunia banyak yang mendukung laporan itu dan itu artinya mencoreng muka kaum Yahudi Zionis terutama yang tinggal di Israel. Mereka kini kembali gencar menyebarkan propaganda untuk menutupi kejahatan perang yang telah dilakukan pasukan Zionis terhadap warga Gaza, dengan cara mengangkat kembali berbagai klaim berisi kebohongan kaum Yahudi Zionis, misalnya cerita klasik soal pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman.
Para Yahudi Zionis itu menyebarkan propagandanya lewat situs-situs internet. Salah seorang aktivis Zionis dalam propagandanya di sebuah situs internet menyatakan bahwa betatapun besarnya kesalahan yang telah dilakukan Israel di Gaza, Israel melakukannya dengan tidak sengaja.
Propaganda itu jelas sebuah kebohongan besar karena sudah menjadi rahasia dunia bahwa rejim Zionis Israel dengan pasukan Zionisnya sudah berulangkali melakukan "kesalahan besar" yang disengaja terhadap rakyat Palestina. Jika sebuah kesalahan terjadi dan dilakukan berulang-ulang, itu artinya bukan lagi "tidak disengaja" tapi sudah menjadi "kebijakan yang luar biasa".
Propaganda lainnya dilakukan oleh Yair Lapid, seorang aktivis yang membanggakan supremasi kaum Zionis. Di surat kabar terbitan Israel Yediot Ahronot, ia menulis bahwa perjuangan Israel mempertahankan eksistensinya merupakan pencerahan bagi demokrasi Barat, tapi dunia internasional gagal memahaminya.
Propaganda itu tentu saja menyesatkan karena ada perbedaan besar antara entitas Yudeo-Nazi dan pengertian akan pencerahan yang sebenarnya. Karena faktanya, Israel menjadi antitesis masalah-masalah kemanusiaan. Melihat karakter Zionis Israel yang kerap melakukan kejahatan kemanusiaan sewenang-wenang, beberapa tahun yang lalu seorang intelektual Yahudi dan anggota Parlemen Inggris menyindir Israel dengan pernyartaan "Israel membuat lambang Bintang David mirip dengan lambang Swastika Hitler". Entah bagaimana komentar anggota parlemen Inggris itu soal Israel, jika melihat kebrutalan pasukan Zionis dalam agresinya ke Jalur Gaza bulan Desember-Januari 2008 lalu.
Israel sama sekali bukan entitas yang memberikan pencerahan atau menjunjung tinggi demokrasi seperti yang diklaimnya. Bagaimana mungkin menyebut Israel demokratis dan memberikan pencerahan, jika tentara-tentaranya menculik dan membunuh anak-anak serta para pemuda Palestina untuk diambil organ tubuhnya dan dijual ke orang-orang Yahudi di Amerika yang membutuhkan organ tersebut.
Jika Israel menerapkan demokrasi, rejim Zionis itu seharusnya tidak melakukan blokade dan menghalang-halangi para ibu Palestina yang akan melahirkan, pergi ke rumah sakit dengan tujuan ingin mengendalikan jumlah orang-orang Arab di Palestina. Banyak para ibu Palestina yang mengalami pendarahan saat akan melahirkan dan meninggal dunia karena tidak dihalang-halangi pergi ke rumah sakit oleh tentara-tentara Zionis.
Para aktivis Zionis dalam propagandanya berusaha mengelabui publik dengan terus menerus mengumbar kebohongan soal moralitas orang-orang Israel dan menggambarkan rakyat Palestina sebagai kekuatan jahat. Padahal Israel-lah yang menghujani warga Gaza dengan bom-bom fosfor berbahaya dan bahan-bahan kimia mematikan lainnya. Lagi-lagi soal moralitas kaum Yahudi Zionis Israel adalah sebuah kebohongan besar. Yang benar, Israel telah membuat "moralitas orang-orang Yahudi" serupa dengan moralitas Nazi.
Kesimpulannya, sejarah menunjukkan bahwa orang-orang jahat semacam kaum Yahudi Zionis Israel, selalu mengklaim diri mereka memililiki sifat dan moralitas yang lebih baik dibandingkan orang lain. Tapi biasanya, tindak kejahatan dan kebohongan selalu berjalan seiring.
Israel selalu melakukan kedustaan pada saat yang sama mereka juga membantah telah melakukan kedustaan. Israel tidak lebih dari sebuah entitas yang menjijikan di dunia, sebuah contoh "negara" yang membangun dirinya dengan tindak kehatan dan kebohongan. (ln/PIC)