eramuslim.com – Pemukim ilegal Israel membunuh 72 domba dengan meracuni air minum ternak milik warga Palestina di Yerikho barat laut di Tepi Barat yang diduduki, menurut seorang aktivis pada hari Sabtu.
Hassan Mleihat, pengawas umum Organisasi Al-Baydar untuk Pembelaan Hak-Hak Badui, mengatakan bahwa para pemukim di daerah Arab al-Mleihat sengaja mencemari pasokan air yang digunakan oleh domba milik dua penggembala lokal, Suleiman dan Mohammed Ali Mleihat.
“Serangan ini merupakan bagian dari serangkaian serangan berkelanjutan oleh pemukim ilegal yang bertujuan untuk menekan dan mengusir petani Palestina dari tanah mereka,” kata Mleihat.
Ia menekankan bahwa komunitas Badui semakin terancam oleh para pemukim ilegal ini. Menurut Komisi Perlawanan Kolonisasi dan Tembok pemerintah Palestina, sejak 7 Oktober 2023, pemukim Israel telah membunuh 19 warga Palestina, melukai lebih dari 785 lainnya, dan menggusur 28 komunitas Badui.
Dalam insiden lain pada hari yang sama, pemukim Israel dari pemukiman Atarot, yang terletak di dekat desa Umm Safa, utara Ramallah, mulai meratakan tanah dan mendirikan tenda di wilayah Palestina. Marwan Sabah, kepala dewan desa Umm Safa, mengatakan tindakan ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk merebut tanah yang mencakup sekitar 123 hektare.
“Para pemukim melakukan ini di bawah perlindungan tentara Israel, yang memungkinkan mereka melanjutkan perampasan tanah,” ujar Sabah.
Ia mencatat bahwa selama bertahun-tahun, otoritas Israel telah menyita hampir 1.000 hektar tanah di desa tersebut dengan berbagai dalih. Umm Safa diklasifikasikan sebagai Area C berdasarkan Perjanjian Oslo, yang berarti wilayah tersebut berada di bawah kendali penuh Israel dan sangat rentan terhadap penyitaan tanah.
Sabah menyerukan intervensi internasional untuk menghentikan para pemukim mengambil alih tanah tersebut. Warga Palestina setempat menggelar protes di Umm Safa untuk mengutuk serangan tersebut dan dukungan tentara Israel terhadap tindakan tersebut.
Populasi pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, sekarang melebihi 720.000, menurut perkiraan Israel. Ketegangan meningkat di Tepi Barat di tengah serangan militer Israel yang menghancurkan di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak 7 Oktober.
Setidaknya 703 orang, termasuk 159 anak-anak, tewas dan lebih dari 5.700 orang terluka akibat tembakan Israel di Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan.
Eskalasi ini menyusul pendapat penting oleh Mahkamah Internasional pada 19 Juli, yang menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina adalah melanggar hukum dan menyerukan evakuasi semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
(Sumber: Tempo)