Presiden Palestina Mahmoud Abbas buka suara soal peran Presiden AS Barack Obama dalam proses perdamaian Israel-Palestina. Dalam kunjungannya ke ibukota Argentina, Buenos Aires, Abbas mengatakan bahwa Obama "tidak melakukan apa-apa" untuk memulai kembali proses perdamaian itu.
"Saya berharap dia (Obama) memainkan peran yang lebih besar di masa datang. AS bisa melakukan dua hal, menekan Israel soal pemukiman Yahudi dan menekan Israel agar bersedia mundur ke perbatasan tahun 1967," kata Abbas seperti dikutip harian Argentina, Clarin.
"Rakyat Palestina menunggu AS untuk menekan Israel supaya rejim Zionis itu menghormati hukum internasional dan mematuhi kesepakatan Peta Jalan Damai," sambung Abbas.
Di Buenos Aires, Abbas bertemu dengan Presiden Argentina Cristina Kirchner. Pada kesempatan itu, Kirchner juga mengatakan bahwa AS harus "melakukan sesuatu" yang lebih tegas untuk membuka kembali dialog Israel-Palestina. "Kita tidak bisa mengabaikan peran AS, untuk membawa Israel kembali ke meja perundingan," kata Kirchner.
AS, dibawah kepemimpinan Obama, masih sebatas melontarkan pernyataan retoris terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh rejim Zionis Israel. Obama hanya bisa menyerukan agar Israel menghentikan proyek pemukimannya, tanpa berani menjatuhkan sanksi tegas terhadap sekutunya yang jelas-jelas melanggar hukum internasional.
Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga masih bersikap toleran terhadap Israel yang berulangkali mencederai kesepakatan-kesepakatan dengan otoritas Palestina. Abbas masih meyakini jalan diplomasi untuk menyelesaikan konflik dengan Israel dan tak berani melakukan opsi perlawanan.
Meski Israel menunjukkan pembangkangannya dalam persoalan pemukiman dan makin agresif merampas tanah dan rumah-rumah milik warga Palestina, Abbas mengatakan bahwa rakyat Palestina tidak akan memilih cara perlawanan fisik seperti gerakan intifada yang pernah dilakukan pada tahun 1987 dan tahun 2000.
"Rakyat Palestina tidak berpikir untuk melakukan perlawanan intifada baru, tapi memikirkan negosiasi untuk mewujudkan perdamaian," kata Abbas yakin. (ln/iol/mol)