Dua dari tiga warga Palestina meyakni jika bantuan keuangan yang berasal dari Barat telah dikorupsi pemerintahan otoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas dan sekaligus memperuncing konflik antara HAMAS dengan Fatah kubu Abbas.
Hal ini merupakan salah satu temuan dalam laporan Fafo, sebuah lembaga survey independen Norwegia yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan rahasia mempertemukan pemimpin PLO dengan Israel dalam perjanjian Oslo (1993) dan memulai rintisan bersejarah setelahnya.
Lembaga Riset Fafo menanyai sekitar 4.000 warga Palestina di West Bank dan Jalur Gaza antara 22 Februari hingga 4 Maret 2008. Isi survey menanyakan tentang situasi ekonomi dan politik di dalam wilayah jajahan Israel. Kebanyakan warga Palestina sangat meragukan bantuan dari Barat mampu memperbaiki situasi Palestina, apalagi menciptakan perdamaian abadi di Palestina.
Dari total responden, 63% berkeyakinan pemerintah otoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas telah mengkorupsi bantuan keuangan dari Barat.
Sedangkan 69% menyatakan dana dari Barat justeru memperparah hubungan antara Fatah-nya Abbas dengan HAMAS. Sebanyak 55% responden warga Palestina menyatakan jika situasi perekonomian mereka semakin sulit dalam jangka waktu dua tahun belakangan. Sebanyak 34%nya menyatakan tidak bisa menemukan kebutuhan dasar untuk hidup selama ini, seperti bahan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Satu dari lima warga Palestina menginginkan pindah dari wilayahnya yang dijajah Israel, sedang 20% nya menginginkan hijrah keluar dari wilayah Palestina selama Israel masih bercokol di tanah air Palestina. Dan 80% dari mereka menyatakan ingin memulai kehidupan baru di negeri-negeri Arab dan yang berdekatan dengan wilayah Palestina. Namun dari angka tersebut hanya 40%-nya yang yakin bahwa mereka mampu untuk pindah dari Palestina.
Terkait dengan isu politik, sebanyak 44% menyatakan agar Fatah-nya Abbas mau berdamai dengan HAMAS. Namun dari angka tersebut, semuanya menyatakan jika Zionis-Israel harus angkat kaki dari wilayah Palestina secepat mungkin karena Tanah Palestina adalah milik bangsa Palestina (Filistin) dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan Zionis-Israel.(rz/MNA)