Perdana Menteri Hamas Ismail Haniya pada hari Selasa kemarin (23/2) menyerukan kepada warga Palestina di Tepi Barat untuk "bangkit" melawan Israel atas rencana Israel untuk menganeksasi dua tempat suci yang diperebutkan di wilayah itu.
"Keputusan pemerintahan Netanyahu, harus ditanggapi dengan respon yang nyata di Tepi Barat dan bagi rakyat disana harus bangkit dalam menghadapi pendudukan Israel dan mematahkan setiap belenggu dalam menghadapi rencana tersebut," Haniyeh kepada wartawan.
"Proyek aneksasi situs-situs bersejarah umat Islam oleh Yahudi, bertujuan untuk menghapus identitas kita, mengubah monumen sejarah Islam dan mencuri sejarah kita," tambahnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu yang lalu telah menimbulkan kemarahan warga Palestina, ketika dia mengatakan dia akan menyertakan Kuburan Rahel di Betlehem dan Makam para Leluhur di Hebron yang di sana juga terdapat masjid bersejarah bagi umat Islam, masjid Ibrahimi – dalam rencana menjadi warisan nasional Yahudi.
Hamas di masa lalu telah sering melakukan seruan serupa agar warga Palestina melakukan pemberontakan di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana wilayah tersebut dikuasai oleh Otoritas Palestina yang didukung Barat sejak Gaza secara resmi diambil alih oleh Hamas pada bulan Juni 2007.
Di Hebron sempat terjadi aksi sporadis pelemparan batu dari para pemuda Palestina di dekat masjid Ibrahimi di atas Makam para Leluhur tapi menurut laporan tidak ada yang terluka dalam aksi tersebut.
Situs-situs bersejarah di Yerusalem telah sering menjadi alasan ketegangan antara Palestina dengan beberapa pemukim garis keras yang tinggal di sana di bawah perlindungan militer Israel, bahkan sebagian dari komplek masjid Ibrahimi telah dirubah oleh Yahudi menjadi sebuah sinagog.
Sementara itu di Betlehem toko-toko dan sekolah ditutup selama satu hari sewaktu terjadi mogok massal di Hebron.
Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya pada hari Minggu lalu, ia bermaksud untuk memasukkan beberapa situs bersejarah umat Islam untuk dijadikan bagian dari warisan budaya Yahudi.
"Seseorang harus mengenal tanah airnya,budaya dan sejarah. Itu yang kita akan tanamkan pada generasi saat ini dan generasi-generasi berikutnya … untuk kemuliaan bagi orang-orang Yahudi," katanya.
Khaled Esseleh, walikota Hebron, berkata: "Saya berharap tidak akan ada lagi bentrokan, tetapi hal ini sangat sensitif karena terkait masalah agama, dan Netanyahu baru saja menyalakan api yang akan kembali menyulut bentrokan."
Palestina menyebut langkah upaya untuk merebut tanah dan tempat-tempat suci di tanah yang diduduki Israel, sebagai alasan Israel untuk mewujudkan masa depan negara Yahudi raya mereka. (fq/aby)