Eramuslim.com – Mantan pilot Angkatan Udara Zionis-Israel, Yonatan Shapira, menyebut pemerintah dan tentara Israel sebagai “organisasi teroris” yang dijalankan “para penjahat perang”.
Kapten Shapira yang mundur dari tentara penjajah Israel pada 2003 saat pecahnya Intifada Kedua Palestina menjelaskan dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu, dia menyadari dia menjadi “bagian organisasi teroris” setelah bergabung dengan tentara.
“Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, meneror jutaan populasi Palestina. Ketika saya menyadari itu, saya memutuskan tidak hanya mundur tapi mengorganisir pilot lain yang akan secara terbuka menolak terlibat dalam kejahatan ini,” jelasnya, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (19/5).
“Sebagai seorang anak di Israel, Anda diberikan pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat. Anda hampir tidak tahu apa pun tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu dengan penindasan yang sedang berlangsung,” lanjutnya.
Sejak meninggalkan tentara Israel, Shapira meluncurkan kampanye yang mendorong anggota militer lain menolak perintah menyerang orang Palestina.
Kampanye itu mendorong 27 pilot militer lainnya dikeluarkan dari jabatannya di Angkatan Udara Israel sejak 2003.
Pekan lalu, pesawat tempur Israel melancarkan ratusan serangan udara di Jalur Gaza, membunuh lebih dari 200 orang, termasuk 55 anak-anak, 33 perempuan, dan melukai 1.230 orang. [rmol]