Mantan perwira intelijen Palestina Fahmi Shabana menuduh beberapa pejabat dari otoritas Palestina tanpa menyebut nama-nama mereka, telah menjual Yerusalem kepada Israel.
Komite Yerusalem yang menengahi antara dirinya dengan otoritas Palestina sendiri menyesalkan pernyatan Shabana tersebut dan mengatakan bahwa selain telah ada perjanjian mediasi, disinggung juga bahwa ada motif pribadi dari pernyataan mantan perwira Palestina tersebut.
Shabana mengatakan hal itu dalam sebuah konferensi pers di Yerusalem pada hari Senin lalu, yang menyatakan bahwa seorang mantan penasehat presiden Palestina Mahmud Abbas dan pejabat Palestina lainnya telah terlibat dalam pengalihan dan penjualan perumahan dan tanah milik warga Palestina di Yerusalem kepada Israel, dan ia bisa menyampaikan beberapa bukti valid atas tuduhannya tersebut.
Pada bagian lain Shabana mengatakan: "Apa yang telah terjadi setelah ini? Mereka telah menjual Yerusalem kepada Israel, di mana orang-orang jujur di dunia ini? Dan kepada semua orang yang meminta saya untuk diam, sekarang saya bertanya kepada mereka, Bukankah sikap diam membiarkan semua ini terjadi adalah sebuah pengkhianatan? Saya telah mencoba untuk menyelesaikan masalah ini di balik layar, namun tidak berhasil."
Pada kasus lain, para petugas keamanan Palestina, juga tidak mau ketinggalan dengan petinggi-petinggi di pemerintahan otoritas Palestina, mereka juga mengikuti langkah para pejabat tersebut dengan menjual sebidang tanah berikut bangunannya yang terletak di sepanjang masjid Al-Aqsha di wilayah pemukiman warga Palestina, petugas keamanan itu berkilah bahwa pemilik bangunan dan tanah sudah tidak tinggal di Yerusalem lagi namun sudah pindah ke Yordania. (fq/imo/aljz)