Dokumen Perjanjian
Dalam sambutanya, Ketua Yayasan Al-Quds Internasional untuk Malaysia, Sharif Abu Shamala menyambut baik para peserta dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah dan rakyat Malaysia atas dukungannya selama ini terhadap Masjid Al-Aqsa yang sedang mengalami penodaan dan penindasan. Ia mengatakan, dokumen ini merupakan perjanjian Al-Quds yang dibuat sebagai respon atas semua janji palsu terhadap Al-Quds, terutama dalam menghadapi Deklarasi Trump yang menjadikan Al-Quds sebagai ibukota Israel.
Dokumen ini menolak semua bentuk penjajahan Zionis terhadap Al-Quds yang masih percaya terhadap keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan, serta komitmen dengan kenyataan sejarah dan realitas di lapangan. Israel berdiri di atas reruntuhan hak-hak kaum muslimin dan bangsa Arab serta kota Palestina.
Ia menganggap, semua tindakan Israel di Al-Quds adalah ilegal dan bertolak belakang dengan logika hak asasi manusia, resolusi PBB dan lembaga-lembaganya dan logika sejarah dan agama. Semua dukungan semua pihak dan legalisasi Al-Quds sebagai ibu kota Israel adalah batal. Semua ini tidak akan mengubah fakta bahwa Al-Quds hanya milik dan ibukota Palestina “.
Ia juga menuntut agar dunia menyelamatkan Al-Quds dari penjajahan. Israel tidak hanya membunuhi warga Al-Quds saja, tetapi juga menghancurkan tatasan dan waritsan peradaban manusia di kota suci kuno. Penolakan terhadap ratusan resolusi PBB oleh Israel menjadi alasan kuat harus segera diakhirinya penjajahan Israel dan menghentikan semua bentuk yahudisasi Al-Quds atau pengusiran penduduk aslinya dari sana. (Pip)