Menteri luar negeri palestina Riyad al-Maliki mengungkapkan, seperti dikutip di Islamtoday.net, bahwa Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, baru-baru ini mendesak Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk membatalkan rencananya meminta kepada PBB untuk menetapkan Palestina sebagai negara bukan anggota (non-member state) Perserikatan Bangsa-Bangsa.(12/11)
Maliki mengatakan dalam pernyataannya kepada wartawan kemarin bahwa tekanan datang selama percakapan telepon yang berlangsung antara Barack Obama dan Mahmoud Abbas hari minggu malam lalu. Sebagaimana pula yang diungkapkan oleh juru bicara otoritas Presiden, Nabil Abu Rudeina, seperti di kutip CNN, “bahwasanya dalam percakapan melalui telepon Abbas mengucapkan selamat kepada Obama atas kemenangannya kembali dalam pemilihan presiden AS, kemudian ia menambahkan, “selama percakapan Abbas menjelaskan penyebab dan motif dari keputusan Palestina untuk berusaha menjadi negara non-anggota. hal itu dikarenakan aktivitas pembangunan pemukiman baru serta serangan terhadap warga yang terus berlanjut” kemudian Nabil melanjutkan bahwa “Obama menentang keputusan Abbas untuk pergi ke majelis umum PBB”.
Abbas berharap dunia memahami bahwa permintaannya kepada PBB itu adalah “suatu pencapaian kemajuan dalam proses perdamaian yang telah dirundingkan dengan dasar acuan yang jelas dan bukan sebagaimana yang dikira selama ini bahwa kami mengisolasi atau untuk mendelegitimasi Israel.”
Sedangkan menteri keuangan Israel, Yuval Steinitz, sebagaimana dilansir Aljazeera, mengancam akan memberikan sanksi ekonomi terhadap Palestina jika Presiden Mahmoud Abbas bersikeras menjadikan palestina sebagai negara-non anggota di PBB.(10/11)
Hal itu dikarenakan, dengan menjadi negara non-anggota (status yang saat ini juga dipegang oleh vatikan) akan memungkinkan palestina masuk menjadi anggota badan atau organisasi PBB dan Mahkamah Kejahatan Internasional. (her-zae)