Avigdor Lieberman, pemimpin Partai Yisrael Bietenu sekarang ini tengah menjadi musuh nomor satu rakyat dan media Israel. Lieberman yang dalam pemilu kemarin partainya mendapatkan 15 kursi di Knesset (parlemen Israel) dan digadang-gadang menjadi menteri luar negeri Israel, banyak dikecam karena pernyataannya terhadap Presiden Mesir Hosni Mubarrak.
Ketika itu Lieberman mengatakan "Mubarak, mampus saja ke neraka jika tidak mau datang ke Israel!". Perkataan ini, kontan menimbulkan kemarahan pada rakyat Mesir, dan juga media. Selain itu, secara otomatis, berbagai media di Eropa, AS, dan negara-negara Arab menyatakan tidak simpatik pada pernyataan Lieberman yang jumawa tersebut. Pernyataan Lieberman ini segera diantisipasi dengan permintaan maaf dari Ehud Olmert dan Shimon Peres.
Sekarang, media-media di Mesir sama-sama menyuarakan satu isyu untuk memojokan Israel. Media-media Mesir bahkan bisa jadi memicu ketegangan yang dalam antara Israel dan Mesir, dan memanas-manasi pemerintahannya untuk tidak takut pada Israel. Menteri Pertahanan Mesir mengeluarkan pernyataan bukan tidak mungkin jika ide menyerang Israel mungkin akan jadi semacam "latihan perang" bagi Mesir terhadap musuh di sekitar mereka.
Orang Israel bahkan sekarang ini ketakutan setiap kali membaca harian atau media dari Mesir. Baik Media pemerintah, media oposisi dan dipelopori oleh media Ikhwan terus mengusung kampanye ini. Sedangkan bagi rakyat Israel, setelah Turki, dan negara-negara Eropa lainnya yang memusuhi, mengapa sekarang Mesir pun yang selama ini menjadi negara sahabat harus pula memusuhi Israel? Dan itu gara-gara Liberman. Singkatnya, pernyataan Lieberman menjadi salah satu rangkaian "bencana" bagi Israel di tengah hantaman gelombang anti-Semit dan anti-Yahudi.
(sa/yn)