Analis politik baik di Palestina maupun Israel bersikap skeptis atas kunjungan Presiden AS George W. Bush ke wilayah pendudukan Israel di Palestina, Rabu (9/1).
Khaleel Shaheen, analis politik asal Palestina menyatakan, bagi rakyat Palestina kunjungan Bush tidak membawa hal-hal baru. "Ada garis merah yang tidak bisa dilalui Amerika dalam hubungannya dengan Israel. Garis yang memberi izin bagi Israel untuk tetap melanjutkan aktivitas pembangunan pemukimannya dan melanjutkan agresinya pada rakyat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Ghaza, " kata Shaheen.
Ia melanjutkan, "Rakyat Palestina tidak berharap banyak dari kunjungan itu. Warga di sini lebih mengkhawatirkan jalan-jalan yang akan ditutup besok ketimbang mengkhawatirkan tujuan dari kunjungan itu.
"Kunjungan Bush hanya untuk mendesak perdana menteri Israel dan presiden Palestina. Dua pemimpin yang lemah. Kita sudah tahu bahwa Olmert sedang menghadapi masa-masa sulit dan membutuhkan dukungan Bush untuk memperkuat posisinya. "
"Abbas juga berkepentingan dengan kunjungan Bush untuk meyakinkan rakyat Palestina bahwa ia melakukan sesuatu, setidaknya ada kontak dengan Israel. Tapi sebenarnya Palestina sedang melemahkan posisinya sendiri. Palestina memilih untuk melanjutkan negosiasi, sementara Israel tetap membangun pemukiman-pemukimannya, " sambung Shaheen.
Pernyataan skeptis juga dilontarkan anggota parlemen Israel (Knesset) di Yerusalem, Yossi Beilin. Ia menyatakan keraguannya bahwa Presiden Bush datang untuk menyelesaikan persoalan. "Menurut pandangan saya, Bush datang untuk mengatakan pada kita-Palestina dan Israel-dan pada dunia bahwa ada peluang untuk menciptakan perdamaian dan untuk penandatanganan sebuah kesepakatan, " ujarnya.
Kunjungan Bush ke wilayah pendudukan Israel di Palestina disambut hangat oleh sejumlah pejabat Israel. Presiden Israel Shimon Peres dalam sambutannya menyatakan terima kasih atas dukungan AS selama ini pada Israel. Dalam pidatonya Peres meminta Bush untuk menghentikan apa yang ia sebut "kegilaan" Iran, Hizbullah dan Hamas.
Sementara itu, Bush meminta rejim Israel untuk memindahkan pemukiman-pemukiman Yahudi yang ilegal di wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat. Merespon permintaan Bush, perdana menteri Israel berjanji akan memenuhi permintaan itu namun tidak menyebutkan kapan pemindahan akan dilakukan.
Bush juga mengatakan akan menekan Palestina agar menghentikan serangan-serangan roketnya ke Israel. "Harus ada komitmen tegas dari pemerintah Palestina untuk menangani kelompok ekstrimis dan teroris yang memanfaatkan wilayah Palestina untuk meluncurkan roketnya ke wilayah Israel, " tukas Bush.
Bersamaan dengan kedatangan Bush, ratusan pendukung Hamas berunjuk rasa memprotes kunjungan Bush. Mereka membakar bendera-bendera Israel serta gambar-gambar Bush dan Olmert bertuliskan "War Criminal Go Home!." Sementara para pimpinan Hamas menyatakan bahwa kunjungan Bush merupakan pengesahan atas penjajahan Israel di tanah Palestina. (ln/aljz)