eramuslim.com – Meski situasi Gaza kian memprihatinkan, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu masih kukuh untuk tidak berhenti menyerang sampai menang.
Meski seruang gencatan senjata meluas dari belahan dunia, sejauh ini Netanyahu tetap bergeming.
’’Perang melawan Hamas berlangsung dengan kekuatan penuh dan tujuannya hanya satu, yaitu menang. Tidak ada alternatif selain kemenangan,’’ ujarnya Sabtu, 11 November malam.
Israel justru menyalahkan Komite Palang Merah Internasional, WHO, dan kantor PBB untuk koordinasi urusan kemanusiaan di wilayah pendudukan Palestina atas banyaknya korban jiwa. Lembaga-lembaga itu dinilai tidak mendukung evakuasi penduduk dari utara ke selatan.
“Selama sebulan, mereka menolak mendukung evakuasi dari utara. Kini mereka membahayakan semua orang dengan mengharuskan evakuasi tergesa-gesa,’’ ujar Eylon Levi, juru bicara pemerintah Israel, seperti dikutip The Guardian.
Padahal, kenyataan di lapangan, warga yang sudah mengungsi ke selatan tetap dibom oleh IDF. Termasuk di Rafah dan Khan Younis.
Gencatan Senjata
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi pemimpin negara Barat pertama yang menyerukan gencatan senjata.
Dalam wawancara dengan BBC, pihaknya meminta Israel agar berhenti mengebom warga sipil.
Terutama anak-anak dan perempuan.
Dia mengakui, Israel berhak membela diri. Namun, tidak ada pembenaran untuk pembunuhan warga sipil. Gencatan senjata juga diyakini bakal menguntungkan Israel.
’’Secara de facto saat ini, warga sipil dibom. Bayi-bayi, perempuan, orang-orang tua dibom dan dibunuh. Tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi,’’ tegas Macron.
(Sumber: Fajar)