Untuk mengungkap sebab pasti kematiannya, makam Yasser Arafat segera digali lagi. Hal ini ditegaskan Presiden Palestina, Mahmud Abbas, Rabu kemarin (4/7), setelah sebuah laboratorium Swiss mengatakan menemukan kadar isotop radioaktif dalam barang-barang pribadi yang digunakan di hari-hari terakhir Arafat.
Janda Arafat, Suha, dikabarkan telah menyetujui otopsi itu setelah mendengar temuan yang dilaporkan pertama kali oleh stasiun TV satelit Arab, Al-Jazeera. Dalam wawancara dengan stasiun itu, dia tak menjelaskan mengapa dia menunggu hampir delapan tahun untuk memiliki benda-benda itu, termasuk sikat gigi dan topi bulu. Pada saat kematiannya, ia menolak untuk menyetujui autopsi.
Dilansir dari stasiun televisi AlJazeera, pernyataan Abbas disampaikan oleh juru bicara kepresidenan, Nabil Abu Rudainah. Dia menambahkan Otoritas Palestina harus mengajak pakar keilmuan Arab dan internasional guna menuntaskan pengusutan itu. “Tidak ada landasan politik atau agama mendasari penyelidikan itu. Semua murni berdasarkan teori medis dan ilmu pengetahuan,” kata Abu Rudeinah. Tetapi ada kecurigaan hal itu hanya salah satu taktik Abbas mendongkrak popularitas Fatah pada pemilihan umum Palestina tahun ini.
Sementara itu kepala tim perunding Palestina, Saeb Erekat, menyerukan agar komite internasional turun tangan buat mengusut penyebab kematian Arafat, seperti yang pernah dilakukan saat menyelidiki kasus pembunuhan Perdana Menteri Libanon, Rafik Hariri, tujuh tahun lalu. “Kami akan mencoba menyampaikan hal itu kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami berharap mereka mau bekerjasama karena kami hanya mencari kebenaran,” kata Erekat.(fq/ap)