Krisis Diplomatik dan Ekonomi Qatar Dapat Ancam Perekonomian Rakyat Palestina

Eramuslim – Sanksi diplomatik dan ekonomi yang diterapkan negara-negara Arab terhadap Qatar dapat berimbas langsung pada rekonstruksi di Jalur Gaza yang dikelola oleh pemerintah setempat. Peringatan ini disampaikan kepala badan amal kemanusiaan dalam keterangan persnya hari Selasa (6/06).

“Qatar sangat penting sebagai investor di Gaza dan sebagai kontributor kemajuan infrastruktur di sana,” ujar Jan Egeland, sekretaris jenderal Dewan Pengungsi Norwegia dan mantan kepala sayap kemanusiaan PBB, seraya memperingatkan kemungkinan Qatar untuk mengurangi sebagian bantuannya ke Gaza.

Jan Egeland melanjutkan, “Negara Teluk kaya itu adalah salah satu donor terbesar ke daerah kantong Palestina yang miskin, dan telah mendanai pembangunan kembali sebagian besar infrastruktur di Gaza sejak agresi 2014 Zionis Israel.”

Setelah berakhirnya agresi bar-bar 2014, Qatar menjanjikan $ 1 miliar untuk rekonstruksi di Jalur Gaza. Jumlah dana bantuan yang terbesar dari satu negara.

Pada Desember 2016, $ 216 juta dari jumlah dana yang dijanjikan telah digelontorkan menurut pernyataan Bank Dunia, meski Qatar menderita kerugian akibat turunnya harga energi alam.

Hingga kini jalan dan infrastruktur lainnya di Jalur Gaza masih dibangun dengan dana bantuan dari Qatar.

Lebih dari dua pertiga warga Gaza bergantung pada bantuan internasional yang menderita akibat blokade entitas pendudukan Zionis Israel selama satu dekade.

Dan kini Arab Saudi dan sekutunya yang jarang sekali terdengar ikut membantu permasalahan Palestina telah memutuskan hubungan dengan Qatar pada hari Senin 5 Juni kemarin, dan menuduhnya mendukung kelompok pejuang Islam ekstremisme. Sebuah tuduhan yang dibantah Doha dengan keras. (Voa-Islam/Ram)