Otoritas Palestina akhirnya memutuskan untuk membatalkan kontes "Miss Palestina" sampai batas waktu yang tidak ditentukan – kontes seperti ini untuk pertama kalinya diadakan di wilayah pendudukan – rencana awalnya kontes tersebut akan berlangsung pada tanggal 26 Desember mendatang namun berbuah kecaman dan kritikan atas akan diselenggarakannya kontes.
Sebuah sumber Palestina mengatakan bahwa kota Ramallah dan Al Bireh, yang akan menjadi tempat diselenggarakannya ajang tersebut , Senin yang lalu memutuskan untuk membekukan dan menunda kontes Miss Palestina pada tahun 2009.
Direktur dari ‘Fashion Trip’ yang merupakan pihak penyelenggara – Salwa Yousef – sebelumnya telah mengumumkan dalam sebuah konferensi pers beberapa waktu di Ramallah tepi barat bahwa peluncuran kompetisi seperti ini sebagai acara pertama yang pernah ada di Palestina.
Salma Yousef mengatakan bahwa kontes yang akan ia selenggarakan telah menerima dukungan moral dari Otoritas Nasional Palestina, dibawah Komisi Arbitrase dan Kementerian Penerangan dan Kebudayaan, di samping mendapat dukungan materi dari beberapa perusahaan lokal.
Kecaman meluas
Pengumuman kontes "Miss Palestina" tak pelak mendapat kecaman luas oleh para ulama, maupun dari gerakan Hamas, yang telah mengkonfirmasi bahwa kontes seperti itu bertentangan dengan hukum Islam, dan di luar tradisi rakyat Palestina.
Sejak perusahaan swasta "Fashion Trip" mengumumkan akan diadakannya kontes "Miss Palestina", reaksi berupa kutukan, kecaman maupun kritikan tidak berhenti atas akan diselenggarakannya kontes bahkan Asosiasi Ulama Palestina menghendaki kompetisi itu dibatalkan segera, dalam sebuah pernyataannya mereka menyatakan: "Kontes untuk Miss Palestina bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan etika, dan hanya mengkampanyekan perusakan nilai-nilai moral."
Kementrian urusan wanita pemerintahan Hamas di Gaza menyebut kontes yang diselenggarakan di tepi barat atas dukungan otoritas Palestina sebagai sebuah ‘lelucon’.
Dalam berbagai forum elektronik banyak yang berkomentar dan melancarkan kritikan pedas pada perusahaan penyelenggara kontes, mereka bahkan menampilkan foto-foto ibu para syuhada dan tahanan Muslimah Palestina di penjara Israel sambil memberikan komentar bahwa merekalah Miss Palestina Sejati.
Ketua Asosiasi Ulama Palestina, yang juga anggota parlemen dari Gerakan Hamas, Syeikh Hamed Al-Baitawi menyatakan: "kontes untuk Miss Palestina bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan etika."
"Tidak layak orang yang hidup di bawah pendudukan dengan lebih dari 12 ribu tahanan, termasuk orang tua, perempuan dan anak-anak dan telah membuat ratusan ribu syuhada yang terluka serta saat barisan jihad berjuang melawan Israel, malah ada yang mensponsori kegiatan yang termasuk dalam upaya untuk menyebarkan kebejatan moral," tambahnya.(fq/imo)