Sebanyak 73 anggota Kongres AS mengajukan memorandum kepada pemerintah Palestina agar melucuti senjata yang dimiliki Hamas, sebelum pelaksanaan pemilu Parlemen di Palestina pada 25 Januari 2005. Di dalamnya, Kongres AS mengatakan, “Jika kelompok teroris memperoleh kekuatan besar di legislatif Palestina, maka ini akan sangat menyulitkan bahkan mustahil, melanjutkan Konsensi Peta Jalan, bahkan mustahil merealisir solusi yang ingin dilakukan oleh dua negara, Palestina dan Israel.” Selain itu, Kongres AS juga memprediksi akan munculnya situasi politik yang berbahaya jika Hamas terlibat dalam dewan parlemen Palestina.
Jika Hamas tetap tidak mau dilucuti persenjataannya, dan Hamas tetap ikut serta dalam pemilu Palestina, Kongres AS mengancam akan menghentikan bantuan dana yang selama ini disampaikan untuk Palestina. Dan secara undang-undang AS, kongres AS memiliki kendali penuh untuk memantau transfer dana ke Palestina. Ancaman ini juga sudah disampaikan Uni Eropa yang akan mencabut bantuan ke Palestina, andai Hamas ikut dalam pemilu.
Di sisi lain, Hamas mengecam sikap Barat yang menolak kesertaannya dalam pemilu. Hamas memandang sikap itu sebagai langkah intervensi terlalu jauh terhadap internal dalam negeri Palestina. Dan tekanan itu, menurut Hamas, tidak akan menyurutkan langkahnya untuk tetap ikut dalam pemilu Palestina.
AS memang menganakemaskan negara penjajah Zionis Israel. Bayangkan saja, dalam waktu yang hampir bersamaan dengan ancaman terhadap Hamas dan Palestina, Kongres AS justru menyepakati penambahan dana militer untuk Israel, hingga 600 juta dolar. Dana sebesar itu, berarti bertambah 150 juta dolar dari bantuan yang diinginkan Gedung Putih untuk Israel. Kesepakatan ini berlangsung dua hari sebelum pernyataan pelucutan senjata Hamas dan ancaman pencabutan bantuan untuk Palestina. (na-str/ikhol)