Perselisihan Fatah-Hamas benar-benar dimanfaatkan oleh oknum yang ingin memancing di air keruh. Sudah berulangkali kesepakatan gencatan senjata terjadi antara kelompok Fatah dan Hamas. Tapi kontak senjata beberapa kali terjadi. Buntutnya, terjadi lagi aksi saling culik tokoh. Pemicunya, adalah serangan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata tak dikenal.
Baru-baru ini, kelompok Fatah dan Hamas kembali menelurkan kesepakatan untuk saling melepas sandera yang masing-masing terculik setelah kontak senjata cukup sengit. Sejumlah sumber Palestina menyebutkan kepada koresponden Islamonline di Ghaza, bahwa sebuah roket dilontarkan beberapa orang tak dikenal ke arah sebuah mobil, Selasa (2/1) siang di Beit Lahiya, Ghaza. Roket tersebut meledak dan memakan satu orang korban tewas yang berasal dari pasukan keamanan Presiden serta melukai tiga orang lainnya. Tak ada penjelasan dari Hamas maupun pasukan keamanan tentang hal ini.
Tragedi itu sendiri terjadi setelah terjadinya kesepakatan antara Hamas dan Fatah, dimediasi oleh Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina dan Jihad Islami. Hamas dan Fatah sepakat untuk segera menghentikan kontak senjata di Tepi Barat dan menyepakati pembebasan sandera yang mereka culik. Mereka juga menyatakan komitmen untuk memunculkan ketenangan demi memelihara tumpahnya darah sesama rakyat Palestina. Menurut sumber sumber dari Hamas dan Fatah, seluruh anggotanya yang diculik akan dibebaskan pada waktu yang tepat.
Aksi penculikan bahkan merembet ke kalangan wartawan media massa. Sejumlah orang bersenjata yang tak dikenal beberapa waktu lalu menculik wartawan foto asal kantor berita Prancis. Ia diculik saat berada di tengah kota Ghaza, hari Senin sore kemarin. Sejumlah sumber keamanan Palestina menyebutkan bahwa ada beberapa orang bersenjata yang memaksa juru foto itu untuk turun dari mobilnya dan memasukkan dia ke dalam mobil mereka yang kemudian pergi ke arah yang tak diketahui.
Sampai saat ini ada 17 kasus penculikan wartawan sepanjang tahun 2006. Anehnya, kebiasaan culik menculik wartawan belum pernah terjadi dalam tahun-tahun sebelum ini. Pejuang Palestina, seperti ungkapan Haniyah, sangat menghormati wartawan yang bisa mengekspos pemberitaan kejamnya Zionis Israel ke dunia internasional. (na-str/iol)