Pernyataan Menhan Israel Ehud Barack yang menyebut Israel akan mampu menangkal rudal pejuang Palestina, diragukan. Dr. Abdus Salam, pakar masalah militer di Institusi Kajian politik dan strategi Al-Ahram Center, menganggap Menhan Israel terlalu percaya diri untuk bisa mengalahkan senjata pejuang Palestina dan menyelamatkan Israel dari serangan rudal dengan membangun sistem pengamanan anti rudal hanya dalam waktu dua setengah tahun.
Kepada Islamonline, Dr. Muhammad Abdus Salam mengatakan, “Rudal-rudal pejuang Palestina yang terpusat pada rudal Al-Qassam, dan rudal semacam Katyusha sulit diantisipasi oleh sistem anti rudal apapun, karena rudal itu tidak diarahkan dan hanya menempuh jarak pendek sekitar satu atau dua kilometer. Itu pendek sekali. Di sisi lain, besar rudal itu sangat kecil dan untuk mendeteksinya perlu waktu yang lebih lama. ”
Terkait pernyataan Barack yang menyebut rentang waktu dua tahun, pakar militer itu mengatakan, “Israel setelah perang di bulan Juli 2006 atas Libanon, mempunyai masalah besar terkait persiapan pengamanan dan perlindungan. Karena itulah Barack sebagai menteri pertahanan Israel berbicara. Apa yang terjadi dalam perang tersebut bahwa Hizbullah telah mengguncangkan Israel dan itu snaat berbahaya bagi Israel. Mereka ingin membangun sistem perlindungan untuk bisa menghalangi musuh berpikir menyerang mereka, itu pada prinsipnya. ”
Pernyataan Israel yang akan memiliki sistem pengamanan juga bukan perkataan baru. Menurut Adussalam, Israel mempunyai sistem anti rudal Arrow52 yang merupakan produk kerjasama dengan AS.. Sistem tersebut rencananya akan digunakan untuk menghadapi rudal jarak menengah seperti Skud dan rudal Iran seperti Shihab 1, 2 dan 3. Masih menurut Abdussalam, Israel dan AS juga memiliki senjat anti rudal lai bernama Patriot yang pernah digunakan Amerika dan Israel dalam perang teluk kedua tahun 1991. Ketika itu, Irak menyerang Israel dan Saudi dengan rudal rudal Skud. Tapi ternyata fasilitas anti rudal itu tidak mampu menahan serangan rudal. (na-str/iol)