Khaled Misyal, pemimpin Hamas yang baru saja dipilih untuk keempat kalinya, kembali menegaskan bahwa Hamas tak akan pernah mengakui Israel. "Hanya ada satu musuh di kawasan ini, yaitu Israel." tandasnya. Pernyataan itu disampaikan Senin (5/5) dalam wawancaranya dengan The New York Times yang berlangsung selama lima jam.
Wawancara ini adalah yang pertama ia lakukan dengan sebuah media berita AS dalam satu tahun terakhir. Media AS tentu tengah penasaran akan tanggapan Hamas tentang konsep dua negara yang sekarang banyak dianjurkan oleh dunia internasional.
Misyal mengatakan bahwa bangsa Palestina sudah terbiasa dengan manuver Israel. "Kami dibentuk oleh pengalaman yang kami alami." ujar Misyal. "Jika ingin memahami Hamas, maka harus mempelajari visi kami secara langsung. Hamas lebih senang jika orang ingin mendengarkannya langsung dari para pemimpin Hamas, bukan dari yang lain."
Menanggapi pengakuan Israel yang dilakukan oleh Yaser Arafat dan Mahmoud Abas, Misyal, 53, menegaskan, "Itu tidak akan menghentikan penjajahan (Israel). Hal itu hanya dalih dan kepura-puraan AS dan Israel saja untuk menghindari kenyataan sebenarnya."
Menurut Misyal, saat ini Hamas berada dalam kendali siaga penuh. Misyal mengatakan bahwa selama ini, Hamas selalu berjuang sendiri. Walau pun Iran dianggap sebagai pendukung Hamas oleh berbagai media internasional, namun Misyal menolak anggapan itu. Dukungan Iran tak pernah benar-benar ada. "Dukungan dari mereka tidak pernah terkondisikan. Tak ada yang bisa mendiktekan kebijakan kami." tandasnya.
Saat ini Hamas, disokong penuh oleh Ikhwan, hanya fokus bagaimana menghentikan penjajahan Israel di Palestina. "Itu proyek nasional kami," ujarnya. Ketika ditanya, apakah Misyal takut akan menjadi target pembunuhan Israel, ia menjawab simpel. "Itu syahid. Kematian seperti meminum air saja." (sa/imr)