“Sinagoga sedang dibakar. Ratusan mobil dibakar. Ratusan preman Arab berkeliaran di jalan…Perang saudara telah meletus di Lod,” katanya.
“Semua pekerjaan yang telah kami lakukan di sini selama bertahun-tahun [hidup berdampingan] sia-sia,” kesal wali kota tersebut.
Revivo menuding komunitas lokal telah dihasut oleh “kaum Islamis” dan menyebut kerusuhan itu sebagai “intifada”, sebuah istilah Palestina untuk pemberontakan melawan penjajah Zionis-Israel.
Revivo memperingatkan bahwa orang-orang Yahudi Ortodoks-nasionalis di kotanya memiliki senjata dan bersedia menggunakannya.
Dia menyerukan kepada pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat dan mengirim pasukan untuk memulihkan ketertiban, karena situasinya menjadi “terlalu besar untuk polisi”.
“Anda tidak mengerti apa yang terjadi di sini. Ini lebih buruk dari rudal dari Gaza,” katanya.
Tepat sebelum tengah malam pada hari Selasa, PM Netanyahu mengumumkan bahwa batalion perbatasan dari Yudea dan Samaria—istilah Zionis untuk Tepi Barat—akan ditempatkan segera untuk memulihkan hukum dan ketertiban di Lod dan semua bagian di wilayah itu.
Dia juga mengumumkan keadaan darurat di kota Lod.
Namun, ada laporan tentang kerusuhan di kota-kota yang dijajah Zionis-Israel lainnya, seperti dari dekat Ramle hingga Acre, Haifa dan Nazareth.
Semua tempat tersebut telah menjadi bagian dari kekuasaan Zionis-Israel yang direbut secara paksa dari bangsa Palestina sebagai pemilik Bumi Filistin yang asli. [em]