Pemimpin tertinggi kelompok Islam Palestina Hamas dilaporkan telah memutuskan untuk mengundurkan diri, membuka jalan bagi gerakan Islam tersebut untuk memilih pimpinan baru untuk pertama kalinya selama lebih dari 15 tahun, dua pejabat senior mengatakan Senin kemarin (24/9).
Khalid Misyaal mengatakan dalam pertemuan kepemimpinan Hamas baru-baru ini di Kairo bahwa ia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan ketua Hamas mendatang, kata Izzat Risyiq, orang kepercayaan Misyaal yang menghadiri pertemuan itu. Mussa Abu Marzouk, wakil Misyaal, juga menegaskan keputusan tersebut.
Misyaal akan tetap pada jabatannya sampai pemimpin yang baru dipilih, kemungkinan besar pada akhir tahun ini.
Para pejabat Hamas mengatakan perubahan kepemimpinan tidak akan mempengaruhi pendekatan konfrontatif mereka terhadap Israel. Piagam pendirian Hamas dengan tegas menyerukan penghancuran negara Yahudi, dan para pemimpinnya bersikukuh menolak upaya perdamaian Palestina dengan Israel.
Misyaal telah memimpin Hamas sejak tahun 1996, membantu untuk membangun gerakan menjadi kekuatan yang ampuh. Di bawah kepemimpinannya, Hamas melakukan aksi bom bunuh diri dan serangan lainnya yang banyak menewaskan ratusan warga Israel selama pemberontakan Palestina dekade yang lalu. Dia juga selamat dari serangan pembunuhan Israel pada tahun 1997. Hamas sendiri telah dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat dan Uni Eropa.(fq/ap)