Ketua Fraksi Fatah Palestina: Akhir September, Pemerintahan Pimpinan Hamas Bubar

Pernyataan bermuatan provokasi politik di Palestina mengejutkan negeri yang tengah ditekan oleh blokade ekonomi itu. Azam Ahmad, ketua Fraksi Fatah di Parlemen Palestina menyebutkan, runtuhnya pemerintahan Palestina pimpinan Hamas sudah di ambang pintu. Ia mengatakan, kira-kira akhir bulan September ini, pemerintahan Hamas akan runtuh karena ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan mendesak yang diperlukan rakyat.

Ahmad berbicara kepada wartawan kantor berita Jerman, dengan mengatakan, “Jika kondisi seperti ini terus berlangsung, maka Presiden Palestina Mahmud Abbas akan memberlakukan hak prerogatifnya untuk membubarkan pemerintahan dan membentuk pemerintahan baru.”

Ia menambahkan, “Kesabaran sudah ada, tapi saya menduga sampai akhir September ini kemungkinan besar Abbas akan melakukan tindakan pembubaran pemerintahan itu. “

Menurut Ahmad, pernyataannya itu diambil dari apa yang pernah dilontarkan Mahmud Abbas dua hari sebelumnya, “Jika para pimpinan pemerintah tidak mampu memberi hajat hidup rakyat dan menanggungjawabi masalah ini, maka mereka tidak berhak ada di kursi pemerintahan ini. Mereka harus turun.”

Ahmad menambahkan bahwa latar belakang semua ini adalah karena Hamas sebagai pimpinan pemerintahan saat ini, “Tidak percaya dengan adanya koalisi politik, dan tidak percaya dengan adanya pembagian dengan berbagai kekuatan politik nasional Palestina.”

Ahmad lalu menyarankan, “Hamas dan pemerintah harus mengevaluasi langkah-langkah politik mereka dan mendahulukan logika, sebelum terlanjur. Mereka harus meletakkan maslahat rakyat Palestina di atas segalanya. Sikap politik Hamas harus sejalan dengan sikap politik PLO dan juga dengan menerapkan semua dokumen kesepakatan nasional, lalu menghilangkan sebab-sebab yang memunculkan blokade Barat serta komitmen dengan syarat yang diajukan kelompok kwartet.”

Sebelum ini, Ahmad juga sudah pernah menyampaikan gagasannya tentang pembentukan pemerintahan koalisi Palestina baru, dengan syarat Hamas mau menerima program politik yang termasuk di dalamnya pengakuan terhadap eksistensi Israel.

Jika apa yang dilontarkan tokoh Fatah pada wartawan kantor berita Jerman ini benar, tak heran jika muncul dugaan adanya konspirasi kelompok tertentu yang ingin menggulingkan pemerintahan Hamas dengan cara menggerakan aksi mogok massal yang kini sedang berlangsung di Palestina. (na-str/iol)