Ternyata, keterlibatan para rabbi Yahudi dalam militer Israel tidak membuat senang sebagian besar pejabat militer Israel. Bahkan dilaporkan setelah adanya keterlibatan para Yahudi itu, banyak prajurit Israel yang menolak berbagai perintah militer seperti kasus pembongkaran pemukiman penduduk Palestina.
Mayor Jenderal Avi Zamir, kepala Pasukan Direktorat Pertahanan Israel, mengatakan bahwa IDF—kesatuan tentara Israel—telah mengadakan pertemuan yang membahas soal ini.
"Selama pertemuan, saya disajikan insiden yang serius seperti yang dirasakan oleh IDF. Saya jadi bertanya apakah manfaat dari yeshiva hesder (semacam institusi Yahudi) merekrut mahasiswa, yang dididik dengan cara ini. Saya menuntut tindakan, bukan sekadar hukuman," kata Zamir.
"Dalam penelitian kami dilakukan, Saya sangat terkejut oleh sebuah buku yang ditulis oleh Rabbi Melamed (rabbi Beit El). Saya menuntut agar para pemimpin serikat Rabi Melamed memperjelas pendapat dan nilai-nilai yang ia ajarkan kepada murid-muridnya." Zamin menambahkan.
Karena kasus ini pula, maka sekarang Israel akan mulai menyortir rabbi yang akan berkecimpung ke dalam dunia militer.
Sebaliknya, para rabbi itu juga terlihat tidak senang akan keputusan itu. “Kami hanya menyuarakan pendapat kami!” ujar rabbi David Stav. (sa/ynet)