Sebuah tim yang terdiri dari beberapa mahasiswa Universitas Khan Younes, Gaza, berhasil membuat inovasi dan menatah prestasi yang mencengangkan: mereka mampu membuat mobil sendiri. Mobil tersebut bekerja dengan mesin diesel dan dinamo elektronik, serta dibuat dari sisa-sisa onderdil mobil tua dan bobrok.
Meski mobil hasil kreasi mereka terbilang rakitan, namun tentu saja ini adalah prestasi yang sangat membanggakan. Pasalnya, mereka berinovasi di tengah kecamuk kondisi Gaza yang remuk redam akibat penjajahan, blokade, dan agresi Israel.
Ide awal dari kreasi itu bermula dari gagasan cemerlang dekan fakultas teknik Universitas Khan Younes, Dr. Ghassan Abu Araf, yang berangan-angan kampusnya bisa ikut serta dalam kompetensi pembuatan mobil taraf internasional yang rutin digelar setiap tahunnya di Inggris.
Namun, Abu Araf mendapat banyak kendala untuk keikut sertaan fakultas binaannya dalam sayembara itu karena beberapa kendala. Selain karena minimnya fasilitas teknologi di Gaza, kondisi wilayah itu yang carut-marut, juga karena sayembara itu menstandarkan hasil kreasi yang diikut sertakan berupa mobil bertenaga cahaya, bukan lagi elektronik.
Akhirnya, gagasan dan semangat kreatif Abu Araf untuk dapat membuat mobil sendiri itu pun ia sampaikan kepada para mahasiswanya. Mereka pun menyambut baik dan dimulailah proyek kerja bareng ini.
Sejak awal mula penggarapan, para mahasiwa sudah menampakkan keoptimisannya jika mereka bisa membuat mobil rakitan. "Kami yakin kami mampu membuatnya jika dikerjakan dan dijalani dengan serius dan telaten," tutur Ahmad Shaydam, ketua tim.
Selain itu, tutur Shaydam, tim juga terdorong oleh semangat kuat ingin membuktikan kepada dunia, bahwa sekalipun Gaza terpuruk dan hancur akibat blokade dan agresi Israel, namun tidak menjadikan orang-orang Gaza mengangkat bendera putih, apalagi menjadi kambing congek-nya Israel.
"Dan melalui karya, kami hendak curi perhatian dunia agar lebih dapat melihat kami," tambah Shaydam.
Dan, simsalabim, setelah kerja keras yang dilaluinya enam bulah, akhirnya lahirlah kreasi cerdas para mahasiswa Gaza ini.
Shaydam mengisahkan, bahan utama "jeroan" mobil kreasi timnya itu merupakan ramuan dari sisa-sisa onderdil mobil tua dan bobrok yang sudah tidak dipakai, beberapa di antaranya diambil dari bangkai mobil yang menjadi korban serangan Israel.
Setelah selesai merancang bagian dalam, tim mahasiswa itu pun mulai merancang struktur bagian dan tampilan luar mobil yang memakai bahan fiberglas.
"Alhamdulillah, mobil ini mampu berjalan hingga kecepatan 100 KM/jam," terang Shaydam.
Ditambahkan Shaydam, biaya yang dihabiskan untuk membuat mobil rakitan timnya ini pun tak banyak, hanya sekitar 4000 dolar Amerika saja, atau setara dengan 40 juta rupiah.
Tentu saja, pihak yang pertamakali terbelalak atas kreasi para mahasiswa Gaza ini adalah para saudaranya sesama negara-negara Arab, terlebih lagi Arab Teluk seperti Saudi Arabia, yang nota benenya adalah negara kaya raya namun miskin kreasi. (L2/jzr)