Bersasarkan pengamatan Nina, anak-anak terlihat ketakutan selama penyerbuan berlangsung. Saking mencekamnya, ia melihat ada seorang anak yang sampai buang air kecil di celana karena harus berada pada situasi yang seharusnya tidak dialami oleh anak seusia mereka. Ketakutan di antaranya disebabkan tindakan aparat “Israel” yang menginterogasi anak-anak mengenai buku-buku yang mereka baca di sekolah.
“Aparat mulai menanyakan mengenai buku yang mereka (anak-anak) baca dan memfoto buku-buku tersebut,” ungkap Nina.
Tidak puas dengan menginterogasi anak-anak, polisi-polisi penjajah tersebut kemudian memasuki ruang kepala sekolah dan menyita uang serta sejumlah dokumen sekolah dari laci meja.
Dilansir dari Aljazeera, melalui juru bicara otoritas penjajah setempat, Rachel Greenspan, beralasan, penyergapan tersebut terkait urusan administrasi pada sekolah. “Ada perselisihan antara para guru dan pimpinan sekolah mengenai urusan gaji,” ungkapnya. Sementara itu, pihak kepolisian “Israel” tidak bersedia dimintai keterangan atas penyerbuan tersebut.
Tindakan serupa bukan pertama kalinya dilakukan pihak “Israel” terhadap sekolah Zahwa al-Quds. Pada September lalu, dua polisi penjajah bersenjata lengkap juga pernah memasuki area sekolah dan melakukan sejumlah pemeriksaan. (SO/Ram)