Kelompok Kuartet yang terdiri dari Rusia, AS, PBB dan Uni Eropa akhirnya menyetujui penyaluran bantuan bagi Palestina untuk mengatasi masalah keuangan yang dihadapi pemerintah Palestina setelah terpilihnya Hamas dalam pemilu. Namun penyaluran dana bantuan pada Palestina itu terlebih dulu akan diberikan dalam satu periode tertentu, sebagai uji coba.
"Kelompok kuartet menyampaikan keinginannya untuk menyetujui mekanisme internasional yang berlaku dalam jangka waktu tertentu dan dalam jangkauan yang terbatas, pelaksanaanya dilakukan dengan penuh akuntabilitas dan transparan," demikian pernyataan yang dikeluarkan kelompok kuartet di markas besar PBB, Selasa (9/5).
AS yang sejak awal menentang usulan Eropa yang ingin menyalurkan bantuan bagi Palestina melalui mekanisme internasional seperti Bank Dunia menyatakan, langkah semacam itu harus dibatasi baik dari segi mekanisme maupun bidang bantuan agar bantuan itu tidak jatuh ke tangan Hamas yang sekarang memegang kendali pemerintahan Palestina.
Menlu AS Condoleezza Rice dalam keterangan persnya di PBB mengatakan, arah dari pernyataan mereka adalah bahwa dunia internasional masih berusaha untuk merespon kebutuhan rakyat Palestina. "Yaitu menyediakan bantuan bagi rakyat Palestina sehingga mereka tidak menderita," kata Rice.
Sekjen PBB Kofi Annan menyatakan, mekanisme internasional yang akan digunakan harus dimulai secepat mungkin dan akan ditinjau kembali setelah tiga bulan.
Belum jelas berapa banyak dan apa bentuk bantuan yang akan diberikan. Tetapi kesepakatan kelompok kuartet itu terkesan ingin menekankan keprihatinan mereka, setelah berbulan-bulan menahan bantuan untuk rakyat Palestina sebagai bagian dari upaya mereka menekan pemerintahan Hamas dalam pertikaiannya dengan Israel. Penahanan bantuan yang dimotori oleh AS dan diikuti oleh sejumlah negara Eropa ini, cukup membuat hidup rakyat Palestina makin menderita.
Kelompok kuartet akhirnya sepakat menyalurkan bantuan pada Palestina, setelah sehari sebelumnya Bank Dunia mengeluarkan peringatan bahwa otoritas Palestina akan menghadapi kekacauan dan kehancuran kebutuhan dasar kecuali negara-negara donor asing membantu dana untuk membayar gaji sekitar 165.000 pegawai negeri di Palestina.
AS Tetap Bersikap Keras terhadap Hamas
Meski bersedia memberikan bantuan lewat kelompok kuartet, AS masih tetap berikap keras terhadap Hamas. Menlu AS mendesak dunia internasional untuk tetap menjaga jarak tegas dengan pemerintahan Palestina yang dipimpin Hamas.
"Hamas punya pilihan. Jika Hamas mau memerintah dan memerintah secara efektif, maka Hamas harus mengikuti aturan. Tak ada seorangpun yang mau berhubungan dengan pemerintahan Palestina, ketika masih ada bom bunuh diri di Tel Aviv," ujar Rice.
Pada kesempatan itu Rice juga mengumumkan bahwa AS akan memberikan bantuan obat-obatan dan peralatan medis senilai 10 juta dollar untuk Palestina.
Sejumlah pejabat AS mengatakan, bantuan berupa aneka produk senilai 4 juta dollar akan dikirim pada hari Rabu (10/5) ini dan 6 juta dollar lagi akan disalurkan melalui Program Bantuan untuk Anak-Anak PBB. (ln/aljz)