Sinwar “Menghilang”
Menghilangnya komandan Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, tidak urung juga menimbulkan kecurigaan. Penulis Zionis ini mengklaim, “Tidak adanya kemunculan pemimpin Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar secara intensif ke media belakangan ini, meski dia muncul di acara peringatan 30 tahun berdirinya Hamas, tidak ada penafsiran lain dari “menghilangnya” Sinwar ini kecuali bahwa itu adalah masalah yang sangat mencemaskan. Perilaku ini menyimpang dari aturan. Padahal dulu, dia mengancam untuk terjadinya perang dan konfrontasi dalam waktu dekat.”
Alex Fishman menyatakan bahwa menghilangnya Sinwar dan orang-orangnya dari radar media mulai terjadi tidak lama setelah pidato Trump pada 6 Oktober lalu. Ini adalah perilaku tipikal koamandan yang bersiap untuk melakukan aksi serangan.
Dia menambahkan, “Ada tafsir lain dari menghilangnya pimpinan Hamas untuk sementara waktu itu. Kemungkinan kuat mereka melakukan pertemuan-pertemuan maraton berkaitan dengan upaya mencari solusi dan mengetahui karakter sensor Israel yang menemukan terowongan-terowongan Hamas. Karena itu mereka menghilang untuk mengkaji alternatif-alternatif lainnya. Entah dengan menambah tingkat penggalian terowongan sebelum selesai pembangunan tembok semen di perbatasan atau meninggalkan senjata terowongan dengan mencari alternatif lain yang lebih bisa membuat jera Israel.”
Alex menduga bahwa apa yang terjadi adalah semacam jatuhnya konsep militer gerakan Hamas. Hamas sedang berada di persimpangan jalan, ungkapnya. Dia menambahkan, “Masalahnya tidak hanya pada kerugian senjata terowongan. Namun sampai kepada tindakan dinas intelijen Zionis Shin Bet di Tepi Barat yang mengamputasi tangan Hamas dan tidak membiaran terjadinya serangan besar. Sejak awal tahun hingga bulan November, Shin Bet telah menggagalkan 130 sel Hamas di Tepi Barat. Kemungkinan kuat pada hari-hari mendatang Hamas akan berusaha melakukan aksi-aksi serangan.”