“Apa yang kami lihat hari ini sangat provikatif dan menyakitkan. Pemukulan perempuan, anak perempuan, dan jemaah tidak bisa diterima. Kami meminta perlawanan untuk merespons. Israel tidak tahu apapun selain bahasa darah.”
Umm Raed Hajj Salem (57) mengatakan dia merasa seperti “ada api kemarahan di dadanya” setelah penyerbuan Israel.
“Saya harap perbatasan buka dan kami bisa pergi dari Gaza ke Masjid Al-Aqsa untuk mempertahankannya,” ujarnya geram.
“Al-Aqsa adalah garis merah – tanah wakaf Islam – dan pelanggaran dan agresi apapun terhadapnya adalah serangan terhadap seluruh Muslim. Kami mengorbankan nyawa kami, darah kami, dan anak-anak kami demi Masjid Al-Aqsa. Kami harap Allah menguatkan kami dan membebaskannya segera.”
Konfrontasi di Al-Aqsa pada Ramadan tahun lalu berakhir dengan perang Israel di Gaza selama 11 hari, menewaskan ratusan orang.(MERDEKA)