Hamas mengkritik rekomendasi Amnesty International-organisasi hak asasi manusia yang berbasis di London, Inggris-agar dunia internasional memberlakukan embargo senjata terhadap Hamas dan kelompok pejuang Palestina lainnya.
Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam pernyataannya pada media massa mengatakan bahwa rekomendasi itu tidak adil karena Amnesty International menyamakan antara pelaku kejahatan dengan korban. Barhoum menegaskan, Hamas tidak pernah menerima bantuan senjata dari negara manapun sedangkan Israel menerima banyak bantuan senjata dari negara-negara besar, bahkan secara terbuka melakukan perjanjian bisnis senjata dengan negara-negara tersebut.
Barhoum juga mengatakan bahwa Israel menggunakan senjata-senjata pemusnah massal yang mematikan untuk menyerang dan membantai rakyat Palestina. Sedangkan rakyat Palestina menggunakan senjata-senjata sederhana untuk membela diri dari kebrutalan Israel dan membela diri dari kekejaman penjajah adalah hak yang sah bagi suatu bangsa yang dilindungi hukum internasional.
Barhoum mengatakan bahwa Hamas sangat prihatin dengan rekomendasi Amnesty International yang menyerukan agar dilakukan embargo senjata terhadap Hamas. Hamas menilai Amnesty International sudah menyesatkan publik tentang posisi Hamas dan rekomendasi semacam itu akan dimanfaatkan Israel untuk lebih memperluas agresi dan blokadenya terhadap warga Palestina di Gaza.
Barhoum meminta Amnesty Internasional lebih bijak dalam melihat persoalan Palestina-Israel dan lebih bersikap adil dengan tidak menyalahkan rakyat Palestina yang sedang berjuang mempertahankan tanah airnya dan membela diri dari kekejaman penjajahan Israel.
"Organisasi internasional dan organisasi lainnya yang melakukan investigasi dan mencari bukti atas kejahatan perang yang dilakukan Israel seharusnya tidak menyamakan antara pelaku kejahatan dengan korban," tandas Barhoum. (ln/PIC)