Mantan Presiden AS, Jimmy Carter memulai kunjungan bersejarahnya di Jalur Gaza dalam rangkaian perjalanannya ke Timur Tengah untuk mengupayakan perdamaian di kawasan itu. Dalam kunjungannya di Gaza, Carter melakukan pertemuan dengan para pemuka masyarakat setempat dan akan mengadakan pembicaraan dengan pimpinan Hamas di Gaza, Ismail Haniyah.
Carter juga meninjau wilayah Gaza yang hancur total akibat agresi Israel selama 22 hari bulan Januari yang lalu. Di sela-sela pertemuannya dengan pemuka masyarakat di Gaza, Carter mendesak Israel untuk mencabut blokadenya atas Jalur Gaza dan menghentikan penindasan terhadap warga Gaza.
Setibanya di Gaza, Carter sempat menghadiri acara wisuda mahasiswa di Gaza. Dalam acara itu Carter mengatakan,"Saya menahan air mata ketika melihat penghancuran yang sengaja dilakukan terhadap warga Gaza."
"Para pemimpin Hamas menginginkan perdamaian dan mereka mau berekonsiliasi bukan hanya dengan saudara-saudara mereka di Fatah, tapi pada akhirnya juga dengan orang-orang Israel dan hidup berdampingan dengan damai antara dua negara yang berdaulat dan saling mengakui satu sama lain. Saya berharap menyaksikan itu semua di kemudian hari," ujar Carter.
Kedatangan Carter ke Jalur Gaza memberikan arti penting baik secara simbolis maupun di level praktis. Kunjungan mantan presiden AS itu ke Jalur Gaza untuk melakukan pembicaraan dengan Hamas dinilai sebagai perkembangan penting, meski sebelumnya Carter pernah melakukan pembicaraan langsung dengan Hamas, tindakan tabu dilakukan oleh orang-orang AS, Israel dan Barat.
Dengan kedatangan Carter di Gaza, rakyat Gaza ingin memastikan bahwa Carter melihat penderitaan dan mendengarkan aspirasi mereka. Carter dijadwalkan bertemu dengan keluarga Palestina yang kerabatnya menjadi tahanan di penjara-penjara Israel. Seorang anak Palestina berusia delapan tahun yang berada di penjara Israel dan belum pernah bertemu kedua orangtuanya, menulis surat pada Carter yang isinya meminta Carter kembali ke Israel dan meminta pada Israel agar semua tahanan Palestina dibebaskan.
Carter diharapkan bisa mempengaruhi sikap dunia internasional terhadap Gaza dan Hamas setelah kunjungannya itu. Ia bisa menyaksikan sendiri bagaimana proses pembangunan kembali Gaza terhambat akibat blokade yang masih diberlakukan Israel. (ln/aljz/iol)