Eramuslim – Jenderal Pasukan Cadangan militer Zionis Israel, Ya’akov Ami Dror, memperingatkan bahwa tekanan Arab Saudi CS terhadap Qatar dapat berdampak kepada meletusnya perang terbaru dengan pejuang Palestina, khususnya di wilayah Jalur Gaza.
“Tekanan negara Teluk dan sekutu Arab Saudi terhadap Qatar dapat berakibat kepada penghentian bantuan dana bagi Hamas. Tentu saja ini akan berakibat langsung kepada penduduk Jalur Gaza dan entitas pendudukan Zionis Israel,” ujar Ya’akov Dror dalam wawancara dengan surat kabar Zionis Yasrael Hayum, Selasa (13/06).
Ya’akov Dror melanjutkan, “Memburuknya situasi umum di Jalur Gaza akibat tekanan tersebut akan menjadikan Hamas tidak memiliki apa-apa. Dan ini tentunya mengancam pada meletusnya konfrontasi militer baru dengan Jalur Gaza.”
Mungkin saat ini atau kedepannya Hamas akan mengalami tekanan dari tiga arah. Pertama dan bersifat paling penting yang datang dari pihak Qatar, yang mungkin saja memutus hubungan dengan Hamas. “Langkah ini tentunya akan berdampak langsung kepada penduduk Gaza yang banyak mendapatkan bantuan Qatar dalam tahun-tahun terakhir,” ujar Ya’akov Dror.
Kedua berasal dari internal Palestina, dimana Abu Mazen (Mahmoud Abbas) secara sepihak memotong pasokan listrik, obat-obatan dan gaji pegawai di Jalur Gaza. Dan pemotongan dana ini akan memiliki dampak besar pada kehidupan ekonomi penduduk Jalur Gaza.
Ya’akov menambahkan, “Tidak ada alternatif pengganti listrik Israel di Jalur Gaza, bahkan Mesir juga memutuskan tidak memasok listrik ke Jalur Gaza. Akibatnya ini akan menjadi tekanan besar pada Jalur Gaza, tepatnya pada Hamas yang memikul tanggung jawab di wilayah selatan Palestina.”
Menurut Ya’akov, keputusan-keputusan ini tidaklah baik. Namun Zionis Israel memiliki kepentingan dalam menekan Hamas agar dapat melucuti senjata yang digunakan untuk melawan pendudukan.
Di akhir penyataannya Ya’akov mengatakanbahwa tidak jelas bagaimana akan tercipta keseimbangan antara tekanan pada Hamas dan terus menekan penduduk Palestina untuk melawan Hamas. Akan tetapi satu-satunya hal yang jelas sekarang adalah bahwa Jalur Gaza tanpa gaji dan tanpa listrik akan menjadi kawasan sangat sensitif dan mudah meledak. (Pip/Ram)