Warga Palestina di Jalur Ghaza kembali harus hidup dalam kegelapan karena tak ada aliran listrik, suplai bahan bakar buat satu-satunya pembangkit listrik di Gaza lagi-lagi terpurus karena Israel menutup semua pintu masuk ke wilayah itu.
Menurut Menteri Pertahanan Israel, pihaknya menutup semua perbatasan dengan Gaza untuk membalas tembakan roket pejuang pejuang Palestina ke selatan Israel meskipun tak ada satu pun warga Israel yang luka atau tewas akibat tembakan roket tersebut.
Akibat ketiadaan bahan bakar, wilayah Jalur Ghaza terancam gelap gulita total. "Lebih dari 30 persen bahan bakar yang tersisa untuk pembangkit listrik tidak menjamin mampu memberikan suplai listrik sampai sore hari. Kami sudah kehabisan persediaan bahan bakar," kata Jamal al-Kudari, ketua Komite Kampanye Hentikan Blokade Israel di Gaza.
Salah seorang kordinator aktivitas Israel untuk wilayah Palestina, Peter Lerner mengatakan, pihaknya sudah menerika permintaan dari Palestina agar dilakukan pengiriman bahan bakar. Permintaan itu, kata Lerner, sudah ia sampaikan pada kementerian pertahanan Israel, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda kementerian Israel akan mengakhiri blokade pengiriman bahan bakar ke Gaza.
Sudah berulangkali Israel menutup perbatasan Nahal Oz yang menjadi pintu gerbang pengiriman bahan bakar ke Jalur Ghaza. Israel melakukan penutupan itu untuk menekan para pejuang Palestina agar menghentikan serangan roketnya. Padahal roket-roket itu ditembakkan ke wilayah Israel karena rezim Zionis telah melanggar kesempatan gencatan senjata dengan para pejuang Palestina di Jalur Gaza. (ln/aljz)