Sebanyak 38% warga Yahudi menyerukan pemerintah Israel untuk membatalkan kebijakan pelarangan terhadap mereka untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa, bahkan jika harus menumpahkan darah dengan warga Palestina.
Hasil ini diperoleh dari jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Demokrasi Israel di Universitas Tel Aviv yang di lakukan pasca meningkatnya penyerbuan ke Masjid al Aqsha dalam kurun waktu 1 bulan terakhir.
Dalam jajak pendapat tersebut, sebanyak 47% dari orang-orang Yahudi justru mendukung keputusan mayoritas para rabi Yahudi untuk melarang mereka masuk ke masjid sampai kedatangan Mesias dan pembangunan kembali Kuil Sulaiman.
Berbeda dengan hasil jajak pendapat yang dilakukan kepada Yahudi ultra-Ortodoks, yang menyatakan bahwa 96% dari mereka menentang kebijakan pelarangan beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Survei juga menunjukan hanya 31% warga Israel yang percaya bahwa ada kesempatan untuk mencapai kesepakatan antara umat Muslim dan Yahudi untuk melakukan doa bersama di Masjid Al-Aqsa. (Almasryalyoum/Ram)
