Hamas menolak dan menyangkal sebuah laporan dari media Israel pada Jumat ini yang menyatakan bahwa gerakan tersebut telah mencuri dan mengalihkan dana sumbangan kemanusiaan internasional untuk rekonstruksi Gaza setelah porak poranda sewaktu perang lalu.
Salah seorang petinggi Hamas – Ismail Radwan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Ma’an bahwa laporan yang disampaikan oleh Israel tersebut adalah sebuah kedustaan, yang tujuannya untuk melanjutkan blokade perbatasan Gaza. Dia juga mengatakan bahwa bantuan asing yang masuk ke Gaza semuanya di awasi oleh Israel, bukan Hamas yang memegang kekuasaan di jalur Gaza.
Negara-negara donor, termasuk AS, negara Eropa dan negara Teluk, telah menjanjikan milyaran dollar untuk membantu dan membangun kembali Gaza setelah di luluh lantakkan oleh pasukan Israel dalam perang tiga minggu pada akhir musim dingin lalu, sekitar 1500 orang gugur akibat serangan brutal Israel tersebut.
Gerakan Hamas yang memerintah di Gaza, yang memenangkan pemilu parlemen di tahun 2006, secara resmi di boikot oleh sebagian besar masyarakat internasional dan Israel. Bantuan asing yang datang lebih banyak disalurkan melalui badan-badan PBB, LSM internasional dan pemerintahan di Ramallah yang berbasis pada Otoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas dari gerakan Fatah.
Sebagian besar upaya rekonstruksi telah tertunda, karena Israel telah melarang bahan-bahan konstruksi seperti baja dan semen memasuki Gaza.
Menurut surat kabar sayap kanan Israel – Jerusalem Post, kementrian pertahanan Israel telah mengedarkan sebuah dokumen yang menyatakan bahwa Hamas dan serikat pekerja telah mengadakan pembicaraan dengan agen PBB untuk mendistribusikan bantuan internasional.
Laporan mengatakan bahwa, menurut dokumen tersebut, pertemuan diadakan pada 12 Juli antara agen PBB bagi pengungsi Palestina UNRWA, UNDP dan pejabat Hamas serta persatuan kontraktor dan insinyur di jalur Gaza. Pertemuan tersebut menurut laporan membicarakan mekanisme pendistribusian bantuan.
Apa yang terlihat semakin menjadi jelas, menurut surat kabar tersebut juga menyatakan bahwa pemerintahan Hamas di Gaza sedang mengatur aliran bantuan yang masuk ke Gaza. "Semua bantuan kemanusiaan yang masuk ke jalur Gaza hari ini harus mendapat ijin dari Hamas," kata seorang pejabat Israel kepada Jerusalem Post.
Juru bicara UNRWA – Chris Gunnes telah merespon laporan yang di muat di Jerusalem Post dan mengatakan,"UNRWA mendistribusikan bantuannya pada kebutuhan dasar rakyat Gaza. Kebutuhan dasar manusia tidak perlu di diktekan kepada kami cara mendistribusikannya."(fq/mna)