Bagi jutaan pekerja di dunia, tanggal 1 Mei setiap tahun merupakan hari spesial yang sering diisi dengan aktivitas unjuk rasa. Namun bagi tentara Zionis-Israel, tanggal 1 Mei tidak ada bedanya dengan hari-hari lain. Sebab itu, mereka sedari pagi telah mengisinya dengan kegiatan rutin: membunuh warga Palestina, membakar ladang-ladang pertanian dan kebun zaitunnya, serta menghancurkan rumah tinggal mereka, tanpa kecuali.
Kamis pagi (1/5), saat langit masih disaput warna merah kelabu, debu-debu telah beterbangan sekitar jalan di Al-Farahen, dekat Khan Younis. Tak kurang dari delapan kendaraan tempur Israel, diikuti tiga bulldozer, memasuki wilayah pertanian warga Palestina di selatan Gaza ini.
Tak memerlukan waktu lama untuk menunggu mereka beraksi. Kendaraan-kendaraan berat mereka segera menggali dan menghancurkan semua tanaman yang telah dipelihara dengan hati-hati oleh para pertain Palestina. Tanah-tanah pertanian digali dan diaduk-aduk. Pohon-pohon zaitun yang masih muda ditebang dan dibakar.
Kendaraan-kendaraan militer Israel menembaki rumah-rumah kecil di sekitarnya hingga hancur. Banyak yang menemui ajal di dalam rumahnya sendiri. Yang sempat keluar berlarian tak tentu arah menyelamatkan diri.
Imad Qdaih, seorang anak Palestina berusia 12 tahun juga berlari menyelamatkan diri. Malang baginya, dari jarak tembak efektif, seorang tentara Zionis membidikkan senjatanya langsung ke kepalanya. Beberapa tembakan dilepas dan dalam waktu tidak smapai sepersekian detik, bocah itu tersungkur dengan kepala berlumuran darah.
Tenaga medis Palestina yang segera berdatangan ke lokasi berusaha menyelamatkan Imad. Bocah malang itu segera dimasukkan ke dalam ambulans dan dilarikan ke Rumah Sakit Ash-Shifa Hospital yang terletak di pusat Gaza.
Tragedi di pagi hari itu merupakan rutinitas di Palestina. Sedang apakah kalian wahai saudaraku? (rz)