Pusat Peneliti Urusan HAM “Ahrar” mengecam penangkapan terhadap syeikh Raed Shalah, Ketua Gerakan Islam di Palestina 48, saat berada di kota Al-Quds.
Fuad Khafas, Kepala Pusat Peneliti menyatakan, penjajah zionis berupaya menghilangkan dan menjauhkan suara Al-Aqsha dan menjauhkan semua pihak yang berperan dalam membongkar kejahatan di kota Al-Quds.
Khafas menyebutkan, syeikh Raed Shalah beberapa hari lalu membicarakan secara jelas rencana terowongan yang digali penjajah zionis di bawah Masjidil Aqsha, dan mendesak pentingnya melindungi Masjidil Aqsha dari kehancuran akibat terowongan dan penggalian yang terus berlangsung di bagian bawahnya.
Khafas mendesak lembaga HAM dan pihak internasional untuk serius menjamin pembebasan syeikh Shalah, karena beliau memiliki kedudukan di level regional dan internasional.
Pada waktu yang sama, Hamas mengutuk tindakan penjajah zionis menangkap syeikh Raed Shalah, dan mengingatkan dampak buruk penangkapan ini, Hamas menuding penjajah zionis bertanggungjawab penuh atas keselamatan beliau.
Dalam rilis yang diterima, Selasa (3/9) Hamas menegaskan, penangkapan terhadap syeikh Raed Shalah tidak akan menghentikan rencana rakyat Palestina menuju Al-Aqsha Rabu ini, dan tidak akan mematahkan semangat mereka melawan penjajah, dan membela konstitusi dan tempat suci umat Islam.
Penjajah zionis menangkap ketua gerakan Islam di internal Palestina, syeikh Raed Shalah, saat beliau menuju kota Al-Quds, Selasa pagi.
Hamas menyerukan kepada segenap rakyat Palestina di Al-Quds dan sekitarnya untuk berduyun-duyun menuju Masjidil Aqsha, sebagai balasan atas kejahatan yang dilakukan penjajah zionis terhadap tempat suci. Juga menyerukan kepada segenap lembaga HAM untuk menghentikan aksi diam terhadap pelanggaran HAM, dan segera menyeret para pelaku kejahatan ke pengadilan internasional sebagai penjahat perang.(PIP/KH)