Eramuslim.com – Setelah mendapat tekanan dari banyak pihak tentang krisis kemanusiaan Gaza, kini pemerintah Israel bersedia membuka jalur perbatasan utara Erez untuk distribusi bantuan.
Keputusan itu disampaikan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Jumat (5/4), hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengancam Israel tentang keberlanjutan pasokan senjata.
Erez meliputi jalur darat dan pelabuhan sekitar 25 mil utara Gaza akan dibuka sementara untuk meningkatkan pengiriman bantuan di tengah pertempuran yang terus berkecamuk.
“Israel akan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan sementara melalui Ashdod dan pos pemeriksaan Erez,” bunyi pengumuman tersebut, seperti dimuat Arab News.
Menurut pernyataan tersebut, pemerintah Israel juga akan mengizinkan peningkatan bantuan dari Yordania melalui Kerem Shalom, sebuah perbatasan antara Gaza selatan dan Israel yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Karm Abu Salem.
Izin pembukaan perbatasan keluar menyusul tewasnya tujuh staf kemanusiaan dari organisasi World Central Kitchen yang berbasis di AS.
Pada Kamis (4/4), Netanyahu melakukan pembicaraan telepon selama 30 menit dengan Biden untuk membicarakan serangan pada tujuh pekerja kemanusiaan tersebut.
Biden mendesak agar Israel segera meraih gencatan senjata dan melindungi seluruh warga sipil yang ada di zona perang Gaza.
Jika tidak, AS akan mempertimbangkan kembali bantuan senjata berkelanjutan ke Israel.
“Kebijakan senjata AS akan ditentukan oleh langkah spesifik, konkrit, dan terukur Israel dalam mengatasi kerugian sipil, penderitaan kemanusiaan, dan keselamatan pekerja bantuan,” tegasnya.
(Hidayatullah)