Para pengamat politik Palestina berpendapat bahwa pemerintah Zionis Israel sedang menjalankan rencana pembagian kekuasaan kepada Gerakan Perlawanan Islam Hamas di wilayah Jalur Gaza dan Fatah di Tepi Barat, guna memperkecil resiko perlawanan bersenjata terhadap pemerintah Israel di daerah Tepi Barat dan Yerusalem khususnya.
Dalam percakapan dengan kantor berita Anadolu Turki, mereka mengatakan bahwa “pemerintah Israel akan memperketat upaya boikot terhadap Jalur Gaza, dan mencoba menciptakan kekacauan dari dalam tanpa memberikan pukulan militer terhadap Hamas, seperti skenario di Mesir.”
Mereka menambahkan “memberi serangan militer kepada Gaza, akan meningkatkan popularitas Hamas di Jalur Gaza dan mengakibatkan kerugian besar bagi Israel.”
Pengamat politik Mustafa Sawaf menilai ” Israel dapat dengan mudah menjalankan rencananya, mereka berkeyakinan bahwa membagi Palestina kepada dua otoritas akan menyibukan satu sama lain, dan ini akan menjadi keuntungan besar bagi Israel.”
Sawaf menjelaskan bahwa maksud dari Israel tidak berarti kembalinya Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas ke wilayah Jalur Gaza, akan tetapi mereka ingin terjadi pengkotak-kotakan diantara mereka.
Sawaf percaya bahwa menghentikan perlawanan di Jalur Gaza yang dipimpin oleh Hamas dengan kekuatan militer merupakan taktik Israel di masa lampau, ia percaya Israel pasti akan merubah taktik mereka mengahadapi perjuangan Hamas.
Sudah sejak lama pemerintah Hamas menyerukan rekonsiliasi nasional dengan Fatah dan seluruh faksi perjuangan, akan tetapi Fatah selalu menolak usul Hamas dan lebih memilih berunding dengan Israel terkait permasalahan Palestina. (rassd/Zhd)