Israel tidak peduli dengan protes Palestina terkait rencana rejim Zionis membangun pemukiman baru di dekat Yerusalem. Begitu juga dengan AS, negara ini tutup mata dengan tindakan Israel yang jelas-jelas telah melanggar kesepakatan Peta Jalan Damai yang sudah disetujui oleh Tim Kwartet, di mana AS menjadi salah satu anggotanya.
Janji Israel untuk mematuhi salah satu kesepakatan Peta Jalan Damai, yaitu menghentikan pembangunan pemukiman-pemukiman baru di wilayah Palestina, cuma kebohongan belaka. Karena kementerian perumahan Israel malah mengumumkan rencana pembangunan sekitar 740 rumah baru pada tahun 2008, dengan rincian 500 rumah di pemukiman Har Homa dan 240 rumah di pemukiman Maale Adumim, dekat Yerusalem.
Di sisi lain, AS dan Israel mendesak agar segera dilaksanakan pertemuan putaran kedua antara Israel-Palestina, sebagai lanjutan pertemuan Annapolis di Maryland, AS. Namun pihak otoritas Palestina menegaskan, pertemuan itu tidak akan terlaksana sampai Israel benar-benar membuktikan komitmennya menghentikan semua aktivitas pembangunan pemukiman baru.
Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan tidak bisa memahami alasan Israel, mengapa masih terus melakukan aktivitas pembangunan pemukiman baru, padahal negosiasi damai sedang berlangsung. Ia menegaskan, tim negosiatornya akan mempermasalahkan kebijakan Israel itu.
Pernyataan keras terhadap Israel juga dilontarkan PM Palestina Salam Fayyad. Israel disebutnya telah mensabotase upaya negosiasi. "Membangun rumah-rumah baru di pemukiman Yahudi di Yerusalem dan di mana pun di wilayah Palestina, bertentangan dengan kesepakatan Peta Jalan Damai. Israel seharusnya mematuhi kesepakatan itu, " tukas Fayyad.
Sementara itu, di Jalur Ghaza, pasukan Zionis masih terus menggelar operasi militernya. Dalam serangan hari Senin (24/12), pesawat-pesawat tempur Israel membunuh dua pejuang Hamas dan seorang pejuang lagi menderita luka-luka serius. (ln/alarby)