Sejumlah tahanan anak Palestina di penjara Israel Telmond menegaskan bahwa otoritas penjara Israel telah memanfaatkan tahanan anak-anak dengan memaksanya melakukan kerja paksa selama 8 jam setiap hari dengan imbalan ala kadarnya.
Berdasarkan surat yang berhasil diselundupkan anak-anak Palestina dari penjara Israel ke “Pusat Informasi Tahanan Palestina”, salah seorang tahanan anak Palestina menegaskan bahwa pihak otoritas tahanan Israel memberikan pelajaran khusus bahasa Ibrani kepada anak-anak yang disampaikan oleh seorang instruktur wanita berpakaian militer, 3 kali dalam sepekan.
Salah seorang tahanan anak Palestina dalam suratnya mengatakan, “Pihak otoritas penjara memaksa seluruh tanahan (anak-anak) untuk bekerja selama 8 jam dengan imbalan ala kadarnya. Saya termasuk di antara anak-anak yang dipaksa bekerja di dalam perjara Israel.” Dia melanjutkan, para serdadu Israel mendatangi kamar-kamar penjara pada pukul tujuh pagi kemudian memasa para tahanan keluar dari dalam kamar dalam keadaan kedua kaki dirantai. Selanjutnya mereka dibawa ke ruangan bawah tanah milik penjara untuk melakukan pekerjaan.
“Setiap anak harus mengumpulkan dan memasukan sendok-sendok plastik ke dalam kotak khusus. Sepanjang waktu mereka harus bekerja berdiri di atas kaki yang terantai dengan mendapatkan pengawasan ketat dari para serdadu,” jelasnya. Dijelaskan pula bahwa pihak tahanan tidak membayarkan upah yang harus mereka terima, meski seadanya, namun dibayarkan ke “bon” setiap tahanan yang disebut dengan “Kantin”. Hampir semua tahanan dipaksa bekerja.
Penderitaan tahanan anak-anak Palestina ini tidak hanya terbatas pada kerja paksa yang diterpakan pihak tahanan Israel dan juga minimnya makanan, namun pihak tahanan juga memaksa mereka untuk tidur di atas bantal semen (beton), setiap kamar diberi 4 bantal semen dan setiap tahanan diberi sikat kira-kira setebal (5) sentimeter.
Sumber-sumber Palestina menegaskan, dinas keamanan Israel menggunakan berbagai cara dan sarana untuk melatih anak-anak yang mereka tawan untuk bekerja demi kepentingan mata-mata dan memberikan informasi tentang para aktivis Palestina, serta mengacaukan masa kanak-kanan mereka. Inilah bahaya hakiki yang mengencam kehidupan anak-anak Palestina yang ada di penjara Israel. Lembaga-lembaga HAM Palestina mengingatkan semua pihak untuk terus mencermati siasat yang menghancurkan kehidupan anak-anak dan kejiwaan mereka ini, di samping kondisi sulit yang mereka alama selama dalam tahanan Israel.
Pertukaran Tahanan
Bila pertukaran serdadu Israel dengan tahanan Palestina terlaksana, maka akan ada harapan bagi tahanan anak-anak Palestina untuk menghidup udara bebas. Karena mereka termasuk menjadi prioritas pembebasan.
Seperti dilansir harian al-Syarq al-Awsath London, Sabtu (16/09), pertemuan rahasia di ibukota Aman, Yordania, telah berhasil menyepakati pertukaran tawanan antara Israel dengan Palestina.
Menurut sumber ini, pertemuan rahasia ini berlangsung Selasa (12/09) lalu antara Presiden Palestina Mahmud Abbas dengan Direktur Dinas Intelijen Mesir, Umar Sulaiman yang membahas rincian proses penyerahan serdadu Israel kepada pihak Mesir. Pertemuan yang sama juga terjadi antara Presiden Abbas dengan Direktur Intelijen Dalam Negeri Israel Shabak, Yuval Diskin, membahas pertukaran tahanan antara kedua belah pihak (Palestina-Israel).
Menurut rencana, Israel akan membebaskan terlebih dulu para menteri dan anggota parlemen dari Hamas kemudian disusul pembebasan serdadu Israel, Gilad Shalit. Setelah itu akan ada proses pembebasan 740 tahanan Palestina dalam dua tahap. Tahap pertama pada akhir bulan (September) ini, akan dibebaskan tahanan anak-anak dan wanita. Tahap kedua akan dilakukan pada akhir bulan Oktober, pembebasan ratusan tahanan dari berbagai faksi Palestina. (was/istod)