Militer Israel menyatakan sudah mengerahkan sejumlah tanknya ke Jalur Gaza, melewati perbatasan Erez, Beit Hanun. Mereka menyatakan tank-tank itu dikerahkan untuk "waktu terbatas."
Sebuah buldoser milik militer Israel, hari Selasa (19/6) terlihat menghancurkan pagar pembatas di perbatasan, terdengar pula suara-suara tembakan dari wilayah Israel.
Petugas medis Israel mengevakuasi warga Palestina yang sakit dan terluka di perbatasan. Sejak pertikaian terbuka antara Fatah-Hamas di Ghaza, sekitar 500 warga Palestina yang ingin mengungsi ke Tepi Barat, berkumpul perbatasan Erez menunggu perbatasan yang dijaga Israel itu dibuka.
Sumber-sumber dari kalangan medis Palestina melaporkan, seorang warga Palestina tewas dan 10 warga lainnya luka-luka dalam insiden penembakan yang terjadi hari Senin kemarin di perbatasan tersebut.
Militer Israel mengklaim insiden penembakan itu dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata Palestina, yang menginginkan para warga yang akan mengungsi itu kembali ke Ghaza.
Kebanyakan warga Palestina yang berkumpul di perbatasan Erez adalah para pendukung Fatah. "Ini sudah hari kelima kami berada di perbatasan, " kata Umi Muhammad.
"Kami tidak akan bisa kembali ke Ghaza. Pertikaian internal memaksa kami ke Erez. Kami meninggalkan Ghaza, karena kami tidak aman di sana, setiap orang terancam, " tukasnya.
Warga lainnya Tawfiq Yaghi mengatakan, ia harus membawa isterinya ke Israel untuk menjalani kemoterapi. "Ini masalah kemanusiaan, saya seharusnya diizinkan melintasi perbatasan. Isteri saya sekarat, " imbuhnya.
Yaghi mengungkapkan, hari Selasa kemarin, militer Israel melemparkan gas air mata. Salah satu gas air mata itu jatuh di dekatnya dan membuatnya lemas.
Sementara pasukan Israel menggelar operasinya di perbatasan Erez, PM Israel Ehud Olmert melakukan pembicaraan dengan Presiden AS George W. Bush di Gedung Putih. Dalam pembicaraan tersebut, kedua sekutu itu menyatakan akan memberikan dukungan pada Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Israel sudah mengjinkan sekitar 50 pejabat senior Fatah dan keluarganya yang berada di Ghaza untuk melintasi perbatasan, menuju Tepi Barat. Menurut Fatah, saat ini ada sekitar 200 pejabatnya yang berada di Mesir, mereka berusaha masuk ke Tepi Barat lewat Yordania. (ln/aljz)