Israel mengklaim sudah menarik seluruh pasukannya dari Jalur Gaza, meninggalkan penderitaan dan bencana kemanusiaan bagi warga Gaza. Di tengah penarikan mundur pasukan dan gencatan senjata yang diumumkannya sendiri, militer Israel masih sempat melakukan serangan ke Jalur Gaza.
"Pasukan terakhir sudah meninggalkan Jalur Gaza pagi ini. Namun mereka masih disiagakan di sekitar Jalur Gaza untuk mengantisipasi insiden yang mungkin terjadi," kata jubir militer Israel.
Sementara itu, pasukan udara Israel membenarkan bahwa mereka melakukan sejumlah serangan baru ke beberapa titik di Jalur Gaza, dengan alasan untuk menghancurkan tempat-tempat peluncuran roket Hamas. Sedangkan sejumlah saksi mata di Gaza mengatakan, kapal-kapal laut Israel yang masih memblokade wilayah Jalur Gaza juga menembakkan misil-misilnya ke arah pemukiman penduduk.
Menyusul gencatan senjata sepihak Israel, Hamas mengultimatum Israel agar menarik seluruh pasukannya dari Gaza dalam satu minggu ini.
Di tempat terpisah, pimpinan Hamas yang berada di Suriah, Moussa Abu Marzuk pada surat kabar Al-Sharq al-Awsat mengatakan, Israel harus mencari sendiri prajuritnya Gilad Shalit yang ditawan pejuang Palestina sejak tahun 2006.
Sebelumnya, pihak Hamas mengabarkan bahwa Shalit mengalami luka-luka akibat serangan Israel dan terakhir dikabarkan bahwa Shalit akhirnya tewas akibat ledakan bom yang dijatuhkan pesawat-pesawat tempur Israel ke lokasi tempat Shalit ditawan. Abu Marzuk mengatakan, Hamas sudah tidak peduli lagi dengan nasib Shalit.
Pihak Israel mengatakan bahwa mereka berharap bisa melakukan negosiasi baru dengan Hamas terkait nasib Shalit. Menlu Israel Tzipi Livni hari Selasa kemarin menyatakan, pembicaraan tentang Shalit akan menjadi prasyarat konsesi yang akan dilakukan Israel terhadap Hamas. Namun melihat agresi brutal Israel ke Jalur Gaza, Hamas rasanya tak perlu percaya lagi dengan retorika Israel. (ln/htz/prtv)