Zionis Israel ketakutan akan terjadinya Intifadhah ketiga, akibat dari kemarahan umat Islam yang dilatar belakangi oleh upaya yahudisasi mereka terhadap tempat-tempat suci umat Islam.
Ketakutan tersebut semakin besar setelah adanya reaksi kemarahan rakyat Palestina akibat dimasukkannya masjid Ibrahimi di Hebron dan masjid Bilal bin Rabah di Betlehem dalam daftar situs warisan Yahudi serta penodaan berulang-ulang yang dilakukan Israel terhadap masjid Al-Aqsha.
Surat kabar Haaretz hari ini (9/3) mengungkapkan bahwa menurut sumber Palestina, Israel telah mengirimkan pesan kepada presiden otoritas Palestina Mahmud Abbas, memperingatkan akan meluasnya demonstrasi dan bentrokan yang terjadi di Tepi Barat, dan meminta Abbas untuk mengendalikan situasi tersebut.
Sebelumnya pada bulan Desember 2009 lalu, pimpinan Shin Bet Yuval Diskin telah mengatakan kepada Knesset bahwa Intifadhah ketiga akan terjadi hanya jika terjadi sesuatu yang besar seperti terjadi pemboman terhadap masjid-masjid bersejarah umat Islam Palestina.
Menurut Haaretz dalam edisi hari ini melaporkan bahwa Israel akan melakukan serangan ke wilayah-wilayah "A" dari kedaulatan Palestina jika Ababs tidak segera mengatasi dan membatasi demonstrasi publik dan menghentikan "hasutan" yang terjadi.
Haaretz mencatat bahwa aparat keamanan Israel takut akan terjadinya intifadhah ketiga, meskipun tidak secara langsung menyatakan hal tersebut, bagaimanapun mereka khawatir akan hilangnya kontrol di Tepi Barat."
Dalam editorialnya Haaretz memperingatkan pemerintah Israel untuk menunda kebijakan mereka memasukkan situs-situs suci umat Islam, dan mencatat akan terjadinya risiko erosi status negara Israel yang akan menjadi indikator pecahnya intifadhah ketiga.
Dimulainya proses politik merupakan kebutuhan penting untuk mencegah penurunan terjadinya gelombang baru kekerasan, dan menyerukan pemerintah Benjamin Netanyahu untuk meyakinkan "orang-orang Israel" dari niatnya untuk menghentikan gerakan "akrobat" mereka, dan segera berurusan dengan negosiasi yang serius. (fq/imo)