Pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dan Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad menghasilkan sejumlah janji-janji Israel, yang disebut sebagai "langkah konkrit" untuk membuka jalan kesepakatan damai final antara Israel-Palestina.
Usai pertemuan itu, Menhan Israel Ehud Barak berjanji akan membongkar 50 pos-pos pemeriksaannya di Tepi Barat yang menjadi penghambat arus keluar-masuk kendaraan dari dan ke kota Jenin, Tulkarim, Qalqiya serta Ramallah. Selain berjanji akan membongkar pos-pos pemeriksaan, Israel juga berjanji akan melonggarkan larangan dan pembatasan bepergian terhadap 1.500 orang warga Palestina dan akan meningkatkan jumlah izin bekerja guna memulihkan situasi perekonomian warga Palestina.
Jumlah 50 pos yang akan disingkirkan itu, sebenarnya tidak seberapa dibandingkan jumlah pos-pos yang jumlahnya mencapai 500 pos, tersebar di seluruh wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat. Selama ini Israel beralasan, pembangunan ratusan pos-pos pemeriksaan dan pembatasan bepergian bagi warga Palestina di seluruh Tepi Barat bertjuan untuk mencegah terjadinya serangan terhadap warga Israel.
Meski demikian, PM Palestina Salam Fayyad menyatakan menyambut positif janji-janji Israel itu. "Kami menerima langkah ini sebagai langkah untuk meningkatkan kehidupan warga Palestina dan memperkuat kemampuan bekerja serta kemampuan membangun negara kami, " kata Fayyad.
Sementara itu, pada para wartawan usai pertemuan segitiga itu, Menlu AS Condoleezza Rice mengatakan bahwa pembongkaran pos-pos pemeriksaan oleh Israel akan dilakukan secepat mungkin.
Pekan kemarin, Menhan Israel Ehud Barak juga mengatakan bahwa pihaknya mengizinkan otoritas pemerintah Palestina untuk mengerahkan sekitar 600 aparat keamanannya yang dilatih oleh militer Yordania, ke Jenin. Menurut sejumlah pejabat senior AS, pengerahan itu dilakukan untuk "mencegah aksi-aksi terorisme" di wilayah Jenin, Tepi Barat. (ln/aljz)