Perdana menteri interim Ehud Olmert berjanji akan membebaskan 250 tawanan Palestina dalam pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Yerusalem, Senin (17/11). Para tawanan itu, menurut sumber-sumber Israel dan Palestina, akan dibebaskan sebelum Hari Raya Idul Adha.
Warga Palestina berada di penjara-penjara Israel saat ini jumlahnya mencapai 11.000 orang, diantaranya terdapat seratusan perempuan Palestina dan anak-anak dibawah umur. Mereka mendapatkan perlakukan yang tidak layak berupa pelecehan seksual dan penyiksaan di dalam penjara-penjara Israel.
Juru Bicara Israel David Baker mengatakan, janji Olmert untuk membebaskan ratusan warga Palestina dari penjara Israel merupakan "sinyal adanya niat baik" Israel pada Abbas yang sudah bersedia bernegosiasi dengan Israel lewat mediasi AS. Oleh sebab itu, tahanan-tahanan yang akan dibebaskan Israel adalah tahanan dari kalangan non-pejuang dan anggota Fatah, bukan dari kalangan anggota Hamas dan Jihad Islam.
Dalam pertemuan di Yerusalem Abbas hanya menyebut blokade Israel di Gaza sebagai "kejahatan perang" tapi tidak melakukan tekanan apapun agar Israel segera mencabut blokadenya. Sementara Olmer menyatakan tidak mau mengakui bahwa blokade yang dilakukannya telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Hari Senin kemarin, Israel membuka perbatasan Karim Abu Salim dan mengizinkan truk-truk pembawa bantuan makanan milik PBB masuk ke wilayah Gaza. Namun Israel masih tetap melarang diplomat dan wartawan asing masuk ke Jalur Ghaza. (ln/aljz/aby)