Setelah 22 hari menggempur Jalur Gaza, Israel secara sepihak akhirnya menyatakan gencatan senjata. Meski demikian, pasukan Zionis masih melakukan serangan di berbagai titik di Gaza dan tentara-tentara Zionis itu masih belum mampu menguasai kota Gaza seluruhnya. Hamas telah memenangkan peperangan?
Gencatan senjata dari pihak Israel, diumumkan oleh Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dalam keterangan persnya di Tel Aviv. Ia mengklaim bahwa Israel telah mencapai target agresinya ke Jalur Gaza yang telah ditetapkan oleh kabinetnya.
Olmert mengatakan pihaknya mengambil keputusan gencatan senjata setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Mesir Husni Mubarak dan setelah Tel Aviv menandatangani kesepakatan kerjasama dengan AS hari Jumat kemarin untuk menangani masalah yang diklaim Israel sebagai penyelundupan senjata dari Mesir ke Gaza.
Israel mulai memberlakukan gencatan senjata pada Minggu (18/1) pukul 02.00 dinihari waktu setempat. Namun dalam gencatan senjata itu, Israel tidak menyinggung masalah penarikan pasukannya dari Jalur Gaza dan pencabutan blokade di Gaza seperti tuntutan Hamas. Israel juga mengancam akan kembali menyerang Gaza jika pejuang Palestin menembakkan roketnya.
Meski sudah mengumumkan gencatan senjata, sebuah helikopter Israel masih melakukan serangan ke beberapa titik di Gaza City dan menjatuhkan bom-bom yang mengandung senjata kimia berbahaya fosfor putih. Press TV-stasiun televisi berbahasa Inggris yang berbasis di Iran-menayangkan pemandangan Gaza City yang masih diliputi asap putih akibat ledakan bom-bom fosfor tersebut.
Selama 23 hari agresi brutal pasukan Zionis ke Jalur Gaza, sekitar 1.215 warga Gaza gugur syahid dan 6.000 orang lainnya luka-luka. Sementara di pihak Israel, Tel Aviv mengklaim kehilangan 12 tentaranya dan 85 orang lainnya luka-luka. Sedangkan Hamas menyatakan berhasil menewaskan 34 tentara Israel dan mencenderai 96 orang lainnya.
Hamas menyikapi dingin pernyataan gencatan senjata yang diumumkan secara sepihak oleh Israel tanpa melibatkan pihak Palestina. Juru Bicara Hamas Fawzi Barhum mengatakan, gencatan senjata harus disertai penghentian agresi secara total, penarikan seluruh pasukan Israel dari Jalur Gaza, pencabutan blokade dan pembukaan perbatasan.
"Pernyataan gencatan senjata oleh Zionis musuh kami, menunjukkan bahwa merekalah yang telah mengobarkan perang secara sepihak, perang yang dilancarkan musuh pada rakyat kami," tukas Barhum seraya menegaskan bahwa Hamas tidak akan menerima kehadiran pasukan Israel di Jalur Gaza meski cuma satu tentara.
Barhum menyatakan, Hamas akan terus melakukan perlawanan terhadap Israel sampai semua tuntutan Hamas dipenuhi.
Pernyatan gencatan senjata secara sepihak oleh Israel dan penegasan Hamas itu, membuktikan bahwa Israel tidak mampu menumbangkan Hamas, apalagi sampai hari ke-23 pasukan Zionis juga masih belum bisa menguasai Gaza sepenuhnya. Dari sisi moril, Hamas telah memenangkan perang yang dikobarkan Israel. Sedangkan Israel, cuma menuai kecaman dari masyarakat dunia karena pasukan militernya telah membunuh warga sipil Palestina tak berdosa, sekaligus menunjukkan karakter Israel sebagai negara penjajah yang membahayakan kawasan Timur Tengah.
Sebuah polling yang dilakukan Pers TV menunjukkan bahwa mayoritas responden meyakini Israel tidak akan bisa menghancurkan Hamas. Dari 26.385 responden, 76 persen menyatakan Hamas akan mengalahkan Israel dalam perang darat. Selain itu, 35 persen responden menyatakan agresi brutal Israel ke Jalur Gaza, akan menyatukan umat Islam dan umat Islam akan memberikan bantuan pada rakyat Palestina. (ln/prtv)