Setelah menjalin komunikasi dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Israel akhirnya sepakat untuk melepaskan 250 orang tahanan Palestina yang berafiliasi pada gerakan “Fatah”. Tapi sebenarnya ini bukanlah angin surga bagi Palestina. Pembebasan tawanan Palestina oleh Israel dinilai pelecehan bagi rakyat Palestina. Kenapa?
Menurut Menteri Informasi Pemerintahan Koalisi Nasional Palestina, DR. Musthafa Barghoutsi, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari kerangkeng Zionis Israel itu sangat sedikit dibandingkan total jumlah tahanan yang ada. Ia menyebutkan bahwa saat ini ada sekitar 11. 000 orang Palestina yang mendekam di tahanan Zionis, termasuk 376 anak di bawah umur, 105 perempuan dan sejumlah besar tawanan yang telah melewati masa tahanan puluhan tahun.
“Zionis Israel setiap bulannya menangkap sekitar 100 orang warga Palestina. Berarti jumlah yang akan mereka lepaskan dari penjara itu hanya dalam hitungan dua atau tiga bulan dari warga Palestina yang mereka tangkap, ” ujar Barghoutsi.
Lebih lanjut ia menandaskan bahwa keputusan pembebasan ini karena Israel ingin memberi pengaruhnya pada publik Palestina, untuk menekan keinginan kuat rakyat Palestina yang selama ini tetap gigih menuntut pembebasan sanak saudara mereka dari penjara Israel.
“Yang paling berbahaya dalam hal ini adalah, bila pihak penjajah Israel yang menentukan siapa-siapa yang bisa dibebaskan dan yang tidak, dan tetap bersikukuh bahwa tawanan yang dianggap “berdarah” akibat serangan terhadap orang Israel tidak dibebaskan.
Lalu pembebasan tawanan itu hanya diberikan kepada mereka yang melakukan pelanggaran ringan saja atau mereka yang memang sudah tidak terbukti bersalah, bahkan mereka yang memang sudah habis masa tahanannya.
Orang Israel, akan tetap membiarkan pejuang Palestina mendekam di penjara dan tidak dibebaskan. Selain itu, orang-orang yang dibebaskan pun adalah mereka yang berafiliasi pada satu organisasi di Palestina. (na-str/pic)