Israel berjanji akan melakukan investigasi atas kasus gugurnya seorang ibu Palestina dan empat anaknya akibat ledakan yang menimpa rumah mereka. Banyak pendapat bermunculan terkait apa sebenarnya penyebab ledakan yang menewaskan satu keluarga Palestina itu.
Warga Palestina mengatakan bahwa ledakan tersebut berasal dari misil Israel, sedangkan Israel menuding ledakan itu berasal dari amunisi para pejuang Palestina saat melakukan perlawanan atas serbuan pasukan Israel ke Ghaza.
"Dikarenakan sensitifnya masalah ini dan kompleksitas pertempuran… akan dilakukan penyelidikan atas insiden di Beit Hanoun, " demikian pernyataan militer Israel, Selasa (29/4).
Dalam pernyataan itu juga disebutkan, kepala komando militer wilayah selatan, Mayor Jenderal Yoav Galant telah menunjuk seorang pejabat militer senior untuk melakukan investigasi atas semua aspek dari peristiwa tersebut dan harus sudah melaporkan hasilnya dalam 48 jam.
Juru bicara Israel, Mark Regev menambahkan, penyelidikan harus dilakukan secara serius dan profesional. "Sangat gampang untuk mengambil kesimpulan dan orang harus hati-hati. Pada tahap ini, tak seorang pun tahu apa sebenarnya yang terjadi kecuali fakta bahwa wilayah itu adalah zona di mana sedang terjadi konflik, " kata Regev.
Regev menolak tudingan yang mengatakan bahwa Israel dengan sengaja menjadikan warga sipil sebagai target serangan. "Kami tidak menganggap penduduk sipil Palestina sebagai musuh kami, " dalih Regev.
Militer Israel sebelumnya juga membantah bahwa misilnya telah menyebabkan kematian ibu dan empat anaknya di Beit Hanoun. Menurut militer Israel, ledakan terjadi setelah pasukannya berhasil menembakan misil ke dua pejuang Jihad Islam yang sedang membawa bahan-bahan peledak ke tengah pertempuran antara pasukan Israel dan pejuang Palestina.
Kapten Avital Leibowitz, juru bicara militer Israel mengatakan, "Target kami adalah dua militan itu, karena mereka ancaman bagi pasukan kami. Akibatnya terjadi ledakan yang sangat hebat dan menyebabkan kerusakan rumah serta insiden tragis yang menewaskan warga Palestina."
Di sisi lain, laporan koresponden Al-Jazeera David Chater yang berada di lokasi kejadian, sangat bertolak belakang dengan versi yang disampaikan militer Israel tentang peristiwa itu. Chater dalam laporannya mengatakan, ledakan yang terjadi di rumah keluarga Ahmed Abu Megteg, sepertinya berasal dari dua buah misil. Target misil pertama adalah empat pejuang Palestina yang membawa senjata Kalashnikov dan membawa kantong besar berisi peluncur roket.
Sementara itu organisasi hak asasi manusia Israel, B’Tselem yang juga melakukan investigasi mengatakan, para pejuang bersenjata itu meletakkan kantong yang dibawanya, dan di sekitarnya ditemukan beberapa granat. Kantong tersebut, menurut B’Tselem tidak meledak. "Tidak ada ledakan sekunder seperti yang diungkapkan militer Israel, " ungkap B’Tselem.
Lebih lanjut B’Tselem mengungkapkan, "Tiga dari empat pejuang luka-luka akibat serangan misil. Satu pejuang, yang tidak membawa senjata berlari ke jalan dan ia tewas akibat ledakan kedua. Dan ledakan kedua itulah yang menyebabkan gugurnya ibu dan keempat anaknya."
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan "penyesalan yang mendalam" atas insiden tersebut. Namun ia juga mengecam Hamas yang dituding beroperasi di wilayah perkampungan sipil. (ln/aljz)