Eramuslim.com – Pihak pendudukan Zionis-Israel menyatakan, “Ancaman yang dikeluarkan oleh Otoritas Palestina dan lembaga PLO untuk menghentikan kerjasama keamanan dengan mereka (pihak Israel) hanyalah “ancaman kosong”, yang dimaksudkan hanya untuk memancing kemarahan publik yang berkembang.”
Pusat Studi Masyarakat dan Negara Yerussalem yang dikepalai oleh Dore Gold, penasihat politik senior Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Otoritas Palestina tidak bisa menghentikan kerjasama keamanan karena Presiden Abbas telah menerima kerjasama dengan Shin-Bet, yang selama ini telah membantunya dalam menanggapi gerakan Islam yang beroperasi di Tepi Barat.
Pusat studi tersebut kembali menegaskan di dalam situs resminya, otoritas Palestina harus membuka jalan kepada tentara dan intelijen Zionis-Israel untuk masuk ke kota-kota Palestina untuk melaksanakan penangkapan terhadap warga Palestina yang dicurigai sebagai mata-mata.
Dia juga menyatakan bahwa dinas keamanan otoritas Palestina harus bersembunyi ketika tentara Zionis-Israel datang.
Ditekankan pula bahwa otoritas Palestina telah berkomitmen untuk menggagalkan setiap operasi yang direncanakan oleh gerakan perlawanan Palestina, dan yang menyebar di wilayah Palestina, yang dikendalikan oleh pendudukan, selain komitmennya untuk memburu orang-orang yang melakukan operasi perlawanan terhadap pendudukan Zionis.
Dia mencatat bahwa para pemimpin Otoritas Palestina dan para pejabat senior membutuhkan kerjasama keamanan, karena telah memberikan mereka kemampuan untuk bergerak bebas di dalam Tepi Barat dan luar negeri.
Pusat studi itu menunjukkan bahwa pemimpin Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, tidak bisa bergerak dari satu tempat ke tempat lain di Tepi Barat tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan Zionis-Israel, selain itu ia tidak dapat mengunjungi negara asing atau kembali tanpa berkoordinasi dengan pihak pendudukan.
Di sisi lain, media Zionis menunjukkan perhatian besar terhadap hasil jajak pendapat, yang dilakukan oleh “Pusat Palestina untuk Studi Kebijakan,” menunjukkan bahwa 48% warga Palestina mendukung pecahnya pemberontakan bersenjata melawan pendudukan Zionis-Israel di Tepi Barat.(hr/islammemo)